Santri..
Padanya dua pusaka kanjeng rasul
Lentera hatinya miskat bagi sekelililingnya
Tutur katanya seperti hembusan dan orchestra bagi telinga yang mendengarnya
Senyumnya bagaikan musim semi yang disiram surya pagi
Marahnya bagaikan tetes air yang tidak beriak
Kehadirannya ditunggu dahaga para pengembara padang pasir
Tangannya terbuka tanpa sekat dan kelas
Bila berpikir itulah ucapannya
Bila berucap itulah hatinya
Alam akan datang bersahabat padanya
Kesedihannya akan didengar
Tidur adalah jaganya, jaga adalah tidurnya
Para syuhada yang dirindukan ajal hingga batas jiwa yang tenang
Tiba waktu diseru gusti Allah
Olak Kemang – Pondok Pesantren As’ad
Puisi ini diambil dari buku Nadjmi; Guru Sejati dan Politikus Hakiki.