Suami Pergi Mancing, Derita Para Istri Bertambah
Jauh sebelum abad modern, para istri menderita karena suaminya kawin lagi. Belum lengkap rasanya penderitaan itu, suami menambahnya dengan main judi, pakai duit istri. Dirasa penderitaan masih belum sempurna, si suami minum tuak campur oli samping. Kata istri, “sekalian aja bang campur dengan cuka getah”.
Sekarang, mungkin sekira beberapa tahun belakangan atau bisa jadi lebih lama lagi, saya kurang tau tepatnya kapan, para suami menambah derita istri, pergi mancing dari subuh sampai subuh. Pas sampai dirumah jawaban suami sangat filosofis, “bukan ikannya istriku sayang, tapi cegut dan sekaligus sebagai ajang menguji kesabaran”.
Si istri menjawab, “maksudmu, menguji kesabaranku bang”? Suami terdiam sambil berjalan ke dapur dan membuka tudung nasi. Ia duduk, kemudian menghirup ampas kopi pagi kemarin.
Istri mendekatinya, duduk, lalu memberi seminar. “Bang, hal ini kasusnya berbeda. Lain ceritanya jika abang memang seorang nelayan, pasti ku do’akan bang.”
Suami terpancing untuk mengikuti seminar istrinya. “Abang ini nelayan kecil-kecilan dek. Kalau nelayan benaran kan ikannya dijual, nah kalau abang ikannya untuk lauk kita. Lagian kan ini juga refresing saja kok”.
“aik.. abang dapat dimana kata refresing itu”? “mendengar itu, aku merasa seperti orang kaya bang”.
“Abang keluar bukan cari wanita dek, cuma mancing”.
“Derita ku kini bertambah bang, harta, tahta, wanita, dan mancing mania”.
“Hahaha…”
“Nah kenapa kau tertawa bang”?
“Adek tau dari mana kalimat mancing mania”? jangan-jangan adek nonton youtube orang mancing. Baiklah, kalau begitu, besok abang mancing abang rekam, lalu upload ke youtube, kemudian abang share ke adek”.
Istrinya berdiri, lalu pergi meninggalkan suaminya yang sedang makan, sambil berpesan, “besok kalau abang mancing, jangan sok-sokan dirilis macam orang di tv-tv itu bang”. Ikan kecil, bawa pulang. Lagian, berdosa kau bang menyiksa ikan. Ikan itu takdirnya untuk dimakan, bukan disiksa. Nah, kalau dapat Ikan besar sebagian kita jual, sebagian buat lauk”.
“Siap dek, siap istriku”.
Mendengar pesan istrinya, si suami tak sabar menunggu besok. Sambil nonton tv, ia menyetting alat-alat pancing dengan motivasi dan semangat yang menggebu. Ia bersyukur istrinya sangat bijak. Haha
Salam. Kalam literasi
*Fajri Al Mughni