Selamat Menikmati Musim Hujan

Selamat Menikmati Musim Hujan

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram
Email
Print
Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram
Email
Print

Selamat Menikmati Musim Hujan

Selamat Menikmati Musim Hujan

*Ahmad Farid Wajdi

“Sedia Payung Sebelum Hujan”. Ini adalah pepatah yang khas utamanya pada wilayah yang memiliki musim hujan, termasuk Indonesia. Sehingga tidak salah nenek moyang kita dulu meramu berbagai peribahasa yang terkait dengan hujan. Ketika mereka memperhatikan gejala-gejala alam dan mengaitkannya dengan tingkah laku manusia, maka muncullah peribahasa: “sedia payung sebelum hujan”.

Beda halnya dengan wilayah yang tidak memiliki musim hujan, maka tentu mereka tidak mengenal peribahasa ini. Nenek moyang mereka akan meramu kata-kata dengan melihat gejala-gejala alam atau perilaku masyarakatnya. Di daerah padang pasir yang gersang peribahasa yang berbau hujan, bisa dikatakan tidak ada. Kalau pun ada ungkapan berbau hujan bisa jadi itu hanya kilah dari mereka saja, seperti misalnya:

ما قصر الغيث عن مصر وتربتها # طبعا ولكن تعداكم من الخجل

Hujan tidaklah berkurang di Mesir dan sekitarnya karena faktor alam, tetapi hujan itu terlalu malu dengan kalian.

Nah itu, orang padang pasir punya alasan kalau mereka tidak punya peribahasa tentang hujan. Namun bukan berarti mereka tidak punya peribahasa yang semisal dengan sedia payung sebelum hujan, mereka punya ini:

قبل الرماء تملأ الكنائن

Sebelum memanah, isi amunisi dulu dong. (kira-kira begitu terjemahan bebasnya).

Maksudnya begini, sebelum pergi berburu (dengan panah), persiapkan peralatan memanah, cek panah berfungsi dengan baik atau tidak, cek anak panah apakah sudah cukup atau belum. Jangan sampai ketemu rusa dan hendak memanah malah tak membawa anak panah, maka lepaslah rusa dari hadapan. Ini masih mendingan jika dibandingkan saat terjadi perang, apa harus menunggu musuh datang dulu baru mau cari senjata? “Lain lubuk lain ikan, lain padang lain belalang”.

Kita kembali ke pepatah “sedia payung sebelum hujan”, maknanya juga sama. Hanya beda seting lokasinya saja. Padang pasir dengan berburu dan peperangannya, padang tropis dengan kemarau dan hujannya.

Indonesia memiliki dua musim, hujan dan panas. Untuk itu, nenek moyang mengajarkan kepada kita untuk selalu mempersiapkan diri, sebab hujan tidak bisa dikira. Awan dan angin boleh saja memberi petunjuk., namun terkadang “mendung tak selamanya hujan”. Cuaca panas, tiba-tiba hujan, bahkan saat panas saja hujan turun. Intinya sudah tahu punya dua musim, ya kita harus siap dengan konsekuensi keduanya. Ibarat orang padang pasir tadi, jangan tunggu musuh datang baru mau bikin senjata.

Mungkin sebagai penutup tulisan singkat ini, kita bisa membuat turunan dari peribahasa “sedia payung sebelum hujan” yaitu: “sedia mantel sebelum naik motor”. Sebab nggak yes naik motor pakai payung.

Selamat menikmati musim hujan.

Salam Kalam literasi

Majelis Ilmu Ash-Shofi, 29 November 2020/ 14 Rabiul Akhir 1442 14:21

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

InstagramKLI

BacaanTerkini

"Wisudawan, Toga, Like, dan Cinta yang Tertinggal di Ruang Dosen"
"Wisudawan, Toga, Like, dan Cinta yang Tertinggal di Ruang Dosen"
Guratan Tak Terlihat di Balik Nilai
Guratan Tak Terlihat di Balik Nilai
Daha
Proyek Historiografi DAHA
Literasi Digital
Pelatihan Literasi Digital di Desa Pematang Pauh 2024

KategoriBacaan

ProgramTerbaik

BacaanLainnya

"Wisudawan, Toga, Like, dan Cinta yang Tertinggal di Ruang Dosen"
Guratan Tak Terlihat di Balik Nilai
Proyek Historiografi DAHA
Pelatihan Literasi Digital di Desa Pematang Pauh 2024
Dari Jambi dan Kendari Menuju Kairo 2024
Persiapan Menuju Negeri Piramida 2025
Dari Jambi Menuju Kairo 2024
Manusia & Agama di Tahun Politik
Pilpres dan Mahasiswa
Menapaki Mimpi di Mesir dan Turki