Selamat Hari Ibu; Bukan Sebatas Update Status
*Nofitriana Ardi
Hari Ibu yang dirayakan hari ini digaungkan dengan kata “Selamat Hari Ibu” bahasa inggrisnya “Happy Mother Days” bahasa dusunnya “Selamat hari Emak”. Apapun sebutannya untuk seorang perempuan yang telah mengandung, melahirkan, menyusui, mendidik menjaga menyayangi dan mengemban tugas mulia dengan derajat tiga kali lipat lebih tinggi dari seorang ayah.
Dialah perempuan yang mulia, darinya keberkahan tercurah, darinya sumpah serapah bisa jadi petaka, dari rahimnyalah awal kehidupan sebagai makhluk ciptaan Tuhan dimulai. Membentaknya dosa, mengabaikannya musibah, menyakiti hatinya hilanglah berkah dan membuatnya bahagia terbukalah pintu-pintu keberkahan dunia akhirat, selamatlah dari nyala neraka dan lapanglah jalan kehidupan sebab bakti pada ibunda tercinta.
Dari mana awal mula perayaan hari ibu? Apa maksud tujuan perayaan hari ibu?
Di zaman semakin canggih ini, perayaan hari ibu tampaknya menjadi tanding, mulai bertebaran foto emak masing-masing diberanda facebook, instagram, story whatsapp dan beberapa akun lainnya. Caption menarik dengan ucapan selamat hari ibupun bertebaran, cuitan panjang pun menguntai dengan indah, sebagai bentuk apresiasi pada seorang ibu. Meskipun sebenarnya beberapa ibu tak baca itu status dan ada juga yang tak mengerti, tapi tak apa, lanjutkanlah. Yang penting sudah ingat bahwa jasa seorang ibu tak pernah dapat ditebus dengan gunung intan dan berlian.
Oke, back to sejarah mengenai hari ibu sendiri. “Hari ibu diresmikan langsung oleh Presiden pertama RI yakni Pak Soekarno di bawah Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959, pada ulang tahun ke-25 Kongres Perempuan Indonesia 1928.
Tanggal itu dipilih untuk merayakan semangat wanita Indonesia dan untuk meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara. Di Indonesia, hari ibu dirayakan pada tanggal 22 Desember dan ditetapkan sebagai perayaan nasional”. Begitu hasil telusur dari wikipedia mengenai sejarah singkat perayaan hari ibu.
Jadi hari ibu untuk kita mengingat dan menghargai bagaimana besarnya perjuangan perempuan sebagai seorang istri, ibu dan perannya dilingkungan sosial atau lingkungan sekitar. Nah untuk menghargai peran perempuan yang mulia ini, saya harap tak cuma di hari ini saja , tak hanya sebatas caption satu hari saja tapi setiap hari, setiap detik, menit memuliakan perempuan sebagai seorang ibu, seorang istri, anak perempuan dan beberapa peran sosialnya yang menopang kehidupan berbangsa dan bernegara.
Napak tilas perjalananku selama berprofesi sebagai bidan, menolong persalinan dan menyaksikan bagaimana pesakitannya seorang ibu saat berjuang melahirkan, teringat pengalaman pertama saat masih mahasiswi D3 kebidanan membantu persalinan yang membuat aku meneteskan air mata.
Aku melihat langsung bagaimana perjuangan seorang ibu melahirkan, keluar dari ruang persalinan setelah membantu pasien, langsung ku keluarkan HP sambil menyeka air mata, ku telepon ibunda tercinta sambil nangis tak kuasa menahan air mata dan berkata, mama, “Maaf ayuk ya ma, ayuk banyak salah sama mama. Maaf ya ma, do’ain ayuk ya ma”. Aku bicara sambil nahan sesak didada, terbayang wajah teduhnya yang tak pernah membentak-bentak anak, terbayang lembut kasih sayang dan sabarnya dalam membesarkanku dan adik-adik.
Allah lah yang mampu membalas semuanya. Mama dengan setia nemanin belajar, yang teliti dan hati-hati dalam menyiapkan semua keperluan sekolah, yang selalu bertanya mengenai perkembangan belajar anaknya hingga saat ini. Ter-love banget pokoknya.
Betapa sebuah kemuliaan yang Allah titipkan pada makhluk yang bergenderkan PEREMPUAN, tanpa seorang ibu tak ada generasi berikutnya.
Setiap perempuan memang belum tentu berstatuskan ibu, maka perayaan hari ibu, bagi saya bukan sebatas dimaknai untuk perempuan yang berstatuskan ibu, tapi lebih luas lagi. Untuk para perempuan yang bertatuskan ibu semoga kesabaran dan ketulusan dalam mendidik putra-putri tercinta menjadi buah manis dalam mencetak generasi yang bertaqwa, berilmu dan bermanfaat. Ranumnya tak hanya dirasakan oleh keluarga tapi bahkan bagi agama, nusa dan bangsa tercinta.
Semoga bakti seorang perempuan yang berstatuskan istri dan anak perempuan menjadikan salah satu jalan keberkahan hidup dan keselamatan dunia akhirat. Untuk para barisan perempuan lajang yang kelak akan berstatuskan istri dan ibu, ayo bangkit dan bergerak maju berbekal diri untuk menuju gerbang pernikahan dan berbekal diri buat jadi ibu.
Ibu yang menjadi Madrasah pertama bagi anak-anaknya. Tentunya yang namanya Madrasah itu tempat menuntut ilmu, jadi mesti berilmu jangan kosong begitu saja.
Konon, kata mereka yang telah berstatus istri dan menjadi seorang ibu, kedua peran itu berat, tak semudah membalikkan telapak tangan. Jadi butuh bekal, butuh ilmu, butuh kesiapan dari sekarang dipersiapkan semaksimal mungkin agar dari rahimmu lahir generasi berkualitas dan tak membuat kerusakan. Itu pesan singkat dari barisan emak-emak yang sudah berhasil dalam mendidik anak-anaknya menjadi orang-orang sukses dan penebar manfaat kebaikan.
So, anak perempuan jangan malas belajar, jangan bosan nuntut ilmu dan jangan jenuh untuk berbekal diri, karena perempuan memiliki peran penting sepanjang siklus kehidupannya. Bergerak maju, bersemangat untuk menjadi yang terbaik dan terus berupaya memperbaiki diri menyongsong masa depan yang gemilang. Semangat Hari Ibu, Selamat Hari ibu.
Pemaknaan hari ibu semoga tak sebatas caption sosial media saja dan bukan untuk satu hari ini saja tapi terus berbakti pada ibunda tercinta memberikan yang terbaik dan tidak mengecewakan hatinya, selalu dapat menggembirakan dan menenangkan hati ibunda tercinta. Bila ibu sudah tiada, jangan pernah putus mendo’akan yang terbaik untuknya.
Semoga Allah berikan surga tanpa hisab untuk para ibunda yang penuh kesabaran, ketulusan dan kasih sayang atas segala perjuangan dan pengorbanan yang tak dapat ditebus dengan harta dan tahta. Jadikan setiap hari adalah hari ibu agar bakti padanya tak pernah pudar dan keberkahan selalu tercurah.
Jangan lupa kalau sudah update status selamat hari ibu, gawean emak dibantu atau ditransfer duit untuk menyenangkan hatinya atau minimal senda guraulah melihat senyum indah perempuan surge.
Kepada emak-emak, kasih jempol setuju sambil sumringah betapa beruntungnya berstatuskan seorang ibu, sebab ucapannya mustajab dan ikhlasnya mendatangkan berkah, selamat hari ibu buat emak-emak dan para perempuan yang penuh berkah.
Salam kalam literasi
Selasa, 22 Desember 2020