Sang Penggoda Indonesia

Sang Penggoda Indonesia

*Ahmad Fikri Syarif

Adalah satu dari beberapa Tokoh Nasional yang pemikirannya ku ikuti, yaitu: Prie GS. Sang Penggoda Indonesia. Begitu, sering ia mengambarkan dirinya. Kemarin, beliau meninggal dunia di RS Columbia Semarang Jawa Tengah sekira pukul 06.30 WIB. Hari Jum’at (12 Februari 2021). Sebuah tanggal yang indah: 12-02-2021.

Lahir di Kendal Jawa Tengah 03 Februari 1965 – Meninggal di Semarang 12 Februari 2021.

Aku mendapat berita ini dari akun facebook guruku. Guruku itu membuka rubrik Tanya Jawab di status FBnya. Lalu ada yang komentar. Teringat akan sosok Alm Prie GS. “Loh. Kok ada ‘Alm’-nya”. Batinku. Aku jelas bimbang. Karna sering mengikuti aktifitas beliau melalui Medsos. Lalu ku konfirmasi mencari berita. Ternyata benarlah berita itu.

Hendak ku sebut dunia serasa berguncang. Mungkin itu terlalu dramatis atau bisa menjadi kebohongan. Terkejut dan sedih. Mungkin dua hal ini yang benar-benar dirasai langsung.

Pernahkah kamu? Merasai kesedihan yang amat dalam ditinggal mereka yang bahkan merekapun tak kenal dengan kita. Adakah itu menjadi sebab perkara-perkara diajarkannya: Harimau mati meninggalkan belang. Gajah mati meninggalkan Gading. Manusia mati meninggalkan Nama.

Aku mulai mencintai Prie GS saat aktif menonton acara humor sufi sekira setahun yang lalu. Acara itu disponsori oleh Djarum Coklat serta dipandu oleh host Gus Chandra Malik dan CoHost Prie GS.

Episode pertama yang tertonton olehku adalah: Dendam Kesumat Kreatif. Episode itu, bagiku, sarat akan hikmah hidup dan bagaimana berlaku pada peristiwa yang tidak menyenangkan bagi kita. Bahkan cendrung menyakitkan.

Guyonan mereka bernas dan pesannya berbobot. Kalam-kalam bijak bestarinya Prie GS menjadi semacam oase yang senantiasa ku rindukan.

Aku lalu rutin menonton acara itu dari sebelum pandemi sampai episode-episode pandemi via zoom. Bintang tamu di episode pandemi ini lebih “Gila” lagi. Diantaranya memang tokoh-tokoh yang sudah “Besar”. Dokumentasi acara itu masih utuh di YouTube. Sila menyaksikan sendiri bagi yang ingin. Humor Sufi.

Sebagai anak Jambi dan tinggal di Jambi. Tentulah tidak bisa dengan mudah semisal aku ingin berjumpa langsung dengan sosok ini. Namun, berangkat dari kecintaan kepada sosok Prie GS ini, kemarin, aku niatkan, Insyaallah bulan 2 ini akan berangkat ke Jawa untuk melanjutkan studi dan ku niatkan juga, ialah sowan kepada Prie GS. Aku bahkan telah mencatat alamat rumahnya di Semarang. Kalau-kalau aku memang benar bisa sampai di sana. Aku percaya bahwa kita akan dapat menemui mereka yang kita cintai dengan sungguh.

Bila mau menyaksikan betapa Prie GS adalah sosok yang dicintai sesama. Lihatlah akun facebooknya: Prie GS.

“Setiap ku dengar ulama wafat, semakin aku cemas jika yang tertinggal hanyalah orang-orang tanpa ilmu termasuk diriku”

“Bagaimana hidupmu, begitu pula matimu. Caramu hidup akan menentukan cara matimu” Prie GS (Supriyanto Gendut Sudarsono). 1965-2021

Selamat Jalan Abah Prie GS.

Karyamu abadi tidak lekang dimakan zaman. Buah pikirmu menjadi refrensi hidup generasi ke generasi.

Salam. Kalam literasi

Jambi. 13 Februari 2021

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

BacaanTerkini

Pen Besi di Kaki Ibu Siti, dan Besi Tumpul di Kepala Pejabat Negeri
Siti Maswa, Sang Perempuan dengan Pen ...
“Ijazah: Antara Tuhan, Toga, dan Tipu Daya”
“Ijazah: Antara Tuhan, Toga, dan Tipu ...
Socrates Naik Dompeng: Logika Liar di Negeri Izin Fiktif
Di tanah Merangin dan Sarolangun yang ...

KategoriBacaan

ProgramTerbaik

BacaanLainnya

Siti Maswa, Sang Perempuan dengan Pen Besi yang Masih Menancap di Kaki
Dosen, Gelar, dan Makalah Copas: Komedi Tragis di Kampus Ilmu
"Wisudawan, Toga, Like, dan Cinta yang Tertinggal di Ruang Dosen"
Guratan Tak Terlihat di Balik Nilai
Pelatihan Literasi Digital di Desa Pematang Pauh 2024
Dari Jambi dan Kendari Menuju Kairo 2024
Persiapan Menuju Negeri Piramida 2025
Dari Jambi Menuju Kairo 2024
Manusia & Agama di Tahun Politik
Pilpres dan Mahasiswa