Prosa
*Sugarno Larsen Ibenof
Kawan baik yang bagaimana? Macam mana pula kawan taik?
Mana kebaikan kawan yang tak mesti diingat dan bagaimana taik kawan harus dibuang. Dibuang pada tempatnya. Dikembalikan ke asalnya. Dihitung pada masanya. Diingat pada zamannya.
Kawan baik itu adalah kawan yang tak pernah buang taik ke kawannya sendiri. Kawanan pembawa taik (WANPETA) datang beringingan dengan rombongan berlapis taik (ROBERTA) yang cuma bisa bikin kotor dan buang kotoran sampah sembarangan yang pada akhirnya muncul lagi pasukan najis kumpulan taik (PANAKIK) yang tak kalah kotornya tentu saja bertaik.
Baiklah kalau begitu. Kalau begitu, taiklah! Kalau memang sudah tak bisa dibicarakan secara baik-baik, apa boleh buat, tai kambing bulat-bulat, taik anjing buat bulat! Ingatlah Qitmir si anjing yang tidur panjang bersama para pemuda di dalam cave. Ingatlah Dogson, seekor anak asu yang dipelihara orang tua asuh yang senantiasa menggonggong saat kafilah sedang berlalu-lintas. Taatlah berlalu, lantas? Ya Sudahi saja sampai disini. Titik habis.