Prosa

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram
Email
Print
Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram
Email
Print

Prosa

Prosa

*Sugarno Larsen Ibenof

Kawan baik yang bagaimana? Macam mana pula kawan taik?

Mana kebaikan kawan yang tak mesti diingat dan bagaimana taik kawan harus dibuang. Dibuang pada tempatnya. Dikembalikan ke asalnya. Dihitung pada masanya. Diingat pada zamannya.

Kawan baik itu adalah kawan yang tak pernah buang taik ke kawannya sendiri. Kawanan pembawa taik (WANPETA) datang beringingan dengan rombongan berlapis taik (ROBERTA) yang cuma bisa bikin kotor dan buang kotoran sampah sembarangan yang pada akhirnya muncul lagi pasukan najis kumpulan taik (PANAKIK) yang tak kalah kotornya tentu saja bertaik.

Baiklah kalau begitu. Kalau begitu, taiklah! Kalau memang sudah tak bisa dibicarakan secara baik-baik, apa boleh buat, tai kambing bulat-bulat, taik anjing buat bulat! Ingatlah Qitmir si anjing yang tidur panjang bersama para pemuda di dalam cave. Ingatlah Dogson, seekor anak asu yang dipelihara orang tua asuh yang senantiasa menggonggong saat kafilah sedang berlalu-lintas. Taatlah berlalu, lantas? Ya Sudahi saja sampai disini. Titik habis.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

InstagramKLI

BacaanTerkini

"Wisudawan, Toga, Like, dan Cinta yang Tertinggal di Ruang Dosen"
"Wisudawan, Toga, Like, dan Cinta yang Tertinggal di Ruang Dosen"
Guratan Tak Terlihat di Balik Nilai
Guratan Tak Terlihat di Balik Nilai
Daha
Proyek Historiografi DAHA
Literasi Digital
Pelatihan Literasi Digital di Desa Pematang Pauh 2024

KategoriBacaan

ProgramTerbaik

BacaanLainnya

"Wisudawan, Toga, Like, dan Cinta yang Tertinggal di Ruang Dosen"
Guratan Tak Terlihat di Balik Nilai
Proyek Historiografi DAHA
Pelatihan Literasi Digital di Desa Pematang Pauh 2024
Dari Jambi dan Kendari Menuju Kairo 2024
Persiapan Menuju Negeri Piramida 2025
Dari Jambi Menuju Kairo 2024
Manusia & Agama di Tahun Politik
Pilpres dan Mahasiswa