Pilgub Jambi Aman-Aman Bae Nih, Dak Seru.
*Fajri Al Mughni
Pemilu itu identik dengan konflik, kerusuhan, perdebatan, perselingkuhan, saling tekel, saling sikut, saling sudut-menyudut sambil ngudut dan saling jilat. Jijik lah pokoknya.
Pemilu juga biasanya diselimuti oleh banyak kepura-puraan. Pura-pura ikhlas, pura-pura baik, pura-pura peduli, pura-pura menebar cinta-kasih, dan sampai kepada pura-pura gila, stress, lalu mati. Tepatnya pura-pura mati. Mati suri. Yang menang mati suri (setelah hidup kembali, pura-pura hilang ingatan, lalu lupa segalanya) yang kalah wara-wiri lobi sana-sini dengan harapan ada secercah cahaya.
Tapi pemilu di Jambi kayaknya aman-aman saja nih. Di media tidak begitu ramai. Mulai dari kampanye, debat visi-misi, bahkan ketika menunggu perhitungan suara, nuansanya biasa saja. Ada lah riak-riak kecil, riak-riak tipis, riak-riak manis. Misalnya, calon gubernur dilaporkan berkampanye menggunakan fasilitas negara, isu putra daerah, isu kampanye di minggu tenang, isu wanita simpanan, isu calon gubernur yang banyak hutang, KPU dituduh main curang, isu hanya berani berjanji, dan macam ragam lainnya.
Tapi isu-isu itu masih standar nian, kurang menegangkan. Belum terdengar kabar ada yang belago ditengah jalan gara-gara beda pilihan. Belum ada juga informasi suami yang menceraikan istrinya gara-gara pilihannya tak sama, yang ada hanya istri meminta diceraikan karena suami mencoblos istri orang. Tapi itu kan bab lain, bukan soal pemilu.
Sampai hari ini, setelah perolehan suara melalui hitung cepat diumumkan, suasana di Jambi masih adem-adem bae. Ce Endra sudah sujud sukur, Fahcrori macam pelampung pancing berukuran besar, terapung dengan tenang, paling sesekali bergerak, bergoyang dikacau ikan seluang atau dihembus angin sore yang mengabari magrib akan segera tiba. Al-Haris juga seperti tidak merespon, macam bercampur rasa takut, tidak percaya diri, cemas, namun penuh harap. Yang muncul dari para calon gubernur sekarang semuanya adalah kebaikan. Tidak seru ah. “dak ado cegutnyo”.
Jangan-jangan, Jambi beneran menjadi lebih baik ke depannya. Calon gubernurnya santun-santun, tidak mau berdebat saling serang, tidak menyerang pribadi. Entahlah setelah ini, apa mungkin ada yang menggugat KPU? Saya harap, ada. Atau mungkin ada yang ingin menyalahkan Jokowi? Semoga saja ada. Biar rating naik. Atau menyalahkan rakyat Jambi? sudah dikasih dana untuk turnamen, bangun mushola, pelebaran jalan, nempel jalan, atau sudah serak-menyerak, siram-menyiram tapi suara masih tidak ngangkat bahkan kalah. Lalu protes, mengancam akan menarik kembali semua pemberian. Saya harap, ada yang begini dan dipublish ke media. Dijamin seru beritanya.
Ada dua kemungkinan:
Pertama: tim sukses para calon gubernur baik-baik semua. tidak mau menghasut, merusuh dan mempengaruhi para calon gubernur untuk “ngidar-ngidar”, komat-komat, krasak-krusuk yang berakibat runyamnya persoalan.
Kedua: para calon gubernurnya memang alim-alim semua, penyabar, penyayang, pengayom, ke-ibu-ibuan, hapal dan paham seloko adat. Sehingga mereka tidak terpengaruh dengan bisikan-bisikan setan yang terkutuk. Semoga.
Setan-setan dan iblis-iblis pasti sedang kalang kabut melihat kondisi pemilu di Jambi yang aman-aman saja. Mereka mungkin sedang menyusun strategi dan taktik liciknya agar para calon gubernur terperangkap dalam lubang busuk politik. Semoga saja tidak ada yang tergoda. Karena kalau mereka tergoda, maka KPU bertambah kerjannya, dan masyarakat menjadi ribut fitnah sana fitnah sini.
Salam kalam literasi
Semoga yang terpilih nanti, menjadi gubernur yang amanah, dan Jambi menjadi cerah, berkah dan mantap.