Obat Paling Efektif Untuk Mengusir Covid 19 adalah Dengan Cara Menolak RUU Cipta Kerja

Obat Paling Efektif Untuk Mengusir Covid 19 adalah Dengan Cara Menolak RUU Cipta Kerja

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram
Email
Print
Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram
Email
Print

Obat Paling Efektif Untuk Mengusir Covid 19 adalah Dengan Cara Menolak RUU Cipta Kerja

Obat Paling Efektif Untuk Mengusir Covid 19 adalah Dengan Cara Menolak RUU Cipta Kerja

*Fajri Al Mughni

Mengapa begitu? Karena para perangcang, perumus dan pengesah UU Cipta Kerja tidak takut dengan Covid 19.

Apa buktinya mereka tidak takut? Di tempat lain mereka kampanye bahwa masker hukumnya wajib, bahkan lebih wajib dari helm. Tapi disaat menetapkan dan mengesahkan UU Cipta Kerja, satupun tidak ada yang memakai masker. Katanya physical distancing, eh ini malah berpelukan, romantis pulak.

Sekarang masyarakat demo dimana-mana. Perwakilan mahasiswa dari berbagai organisasi turun ke jalan, membuat barisan, bersusun-susun melebihi susunan antrian check in pesawat di bandara.

Mereka tidak takut corona? Sebenarnya takut, tapi nampaknya mereka lebih takut jika rakyat menderita secara massal. Korban covid juga massal, tapi masih bisa diantisipasi dengan banyak cara. Namun UU Cipta Kerja? Para buruh dibuat galau setiap hari, terkenan batinnya, tersiksa jiwanya. Mengapa? Karena tidak ada kejelasan terkait kontrak berapa lama mereka akan bekerja. Kata pemerintah, agar para bos bisa mempertahankan status kontrak buruh tanpa batas, dalam arti, mereka  bisa kerja dalam waktu yang lama. Apa iya begitu? Bagaimana jika sebaliknya? Bos bisa kapan saja memecat anak buahnya. Ngeri.. bisa-bisa anak buah tidak nyenyak tidurnya dan hilang selera makannya.

Apalagi? Hari libur dipangkas-pangkas. Rambut dipangkas bisa tumbuh lagi. Kecuali yang memang sudah tak punya rambut.

Yang tadinya bisa libur dua hari dalam seminggu, sekarang dipangkas jadi satu hari saja. Dulu ada bonus libur dua bulan bagi buruh yang telah bekerja selama enam tahun berturut-turut. Kemudian, masalah hari libur ini diberikan keleluasaan kepada pemilik perusahaan untuk mengaturnya dalam aturan yang mereka buat sendiri. Pemilik perusahaan bisa sekehendak perutnya dalam mengatur ini.

Dan gilanya lagi, bagi pekerja yang sedang mendapatkan waktu libur tidak akan mendapatkan upah atau gaji. Alamak.. ini namanya simalakama tingkat corona. Satu sisi awak pengen libur, tapi disisi lain, jika libur awak tak digaji. Terjun be ke aek.

Ada lagi yang gila? Ada.

Sebelumnya, terdapat sanksi kepada perusahaan jika tidak membayar upah para pekerjanya. Sekarang, dalam UU Cipta Kerja, Jika perusahan tidak memberi upah kepada para pekerja, mereka tidak akan kena sanksi. Singkatnya, aturan mengenai sanksi bagi perusahaan telah dihapus. Allahu robii.. mati nian anak mudo.

Kemarin, jika terdapat hal yang merugikan para pekerja, misalnya mereka dihina, disiksa, dikerjapaksakan, dan hal-hal buruk lainnya, maka para pekerja bisa mengajukan untuk berhenti atau permohonan PHK. Tapi kali ini, dalam UU Cipta Kerja, hal tersebut tidak bisa lagi diajukan.

Lantas bagaimana ceritanya dengan menolak UU Cipta Kerja bisa mengusir covid 19?

Sebenarnya, cerita itu tidak ada. saya saja yang meng-ada-adakannya. Begini cara mengadakannya; UU Cipta Kerja di sahkan. Kemudian mendapat penolakan. Masyarakat melakukan aksi demo. Demo sudah pasti berkerumun, kerumunan yang sangat banyak. Apa mungkin nanti akan ada penyebaran covid dari klaster demo? Na’uzubillah. Mari kita berdoa kepada Allah agar para pendemo terjauh dari covid 19. Amin. Nah jika nanti tidak ada yang kena virus, berarti demo menolak UU Cipta Kerja telah berhasil mengusir virus covid 19.

Huh.. capek mutar-mutar membuat tulisan agar nyambung dan saling terkait. Haha

Salam Kalam Literasi

Muara Bulian 07 Oktober 2020

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

InstagramKLI

BacaanTerkini

Dosen, Gelar, dan Makalah Copas: Komedi Tragis di Kampus Ilmu
Dosen, Gelar, dan Makalah Copas: Komedi Tragis di Kampus Ilmu
"Wisudawan, Toga, Like, dan Cinta yang Tertinggal di Ruang Dosen"
"Wisudawan, Toga, Like, dan Cinta yang Tertinggal di Ruang Dosen"
Guratan Tak Terlihat di Balik Nilai
Guratan Tak Terlihat di Balik Nilai
Daha
Proyek Historiografi DAHA

KategoriBacaan

ProgramTerbaik

BacaanLainnya

Dosen, Gelar, dan Makalah Copas: Komedi Tragis di Kampus Ilmu
"Wisudawan, Toga, Like, dan Cinta yang Tertinggal di Ruang Dosen"
Guratan Tak Terlihat di Balik Nilai
Proyek Historiografi DAHA
Pelatihan Literasi Digital di Desa Pematang Pauh 2024
Dari Jambi dan Kendari Menuju Kairo 2024
Persiapan Menuju Negeri Piramida 2025
Dari Jambi Menuju Kairo 2024
Menapaki Mimpi di Mesir dan Turki