Milad Ke-3 PPM Al-Kinanah: Membangun Peradaban Islam

Milad Ke-3 PPM Al-Kinanah: Membangun Peradaban Islam

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram
Email
Print
Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram
Email
Print

Milad Ke-3 PPM Al-Kinanah: Membangun Peradaban Islam

Menelusuri Bumi Al-Kinanah (Coretan dalam Milad ke III)

Al-Kinanah, sebuah nama yang sangat identik dengan nama negeri Musa. Nama tersebut adalah sebuah istilah majazi yang disematkan kepada Mesir, yang berarti terjaga kokoh di tengah gersangnya  gurun pasir. Meskipun, dalam penerjemahan bahasa literalnya, Al-Kinanah adalah tempat kantong anak panah yang terbuat dari kulit.

Pondok Pesantren ini terlahir dari keresahan dalam meraba realitas ummat, khususnya dalam dunia pendidikan Pesantren. Pesantren sering dianggap lembaga pendidikan pinggiran yang tidak mampu bersaing dengan dunia modern yang rasional dan empiris.

Akhirnya, pesantren terjebak dalam dilema antara tetap eksis mengkaji keislaman dengan sumber keagamaan primer namun mengabaikan realitas keduniaan yang terus melaju dengan perkembangan modernitasnya. Disisi lain, identitas keislaman yang telah berakulturasi dengan format budaya dianggap menjadi hambatan, yang akhirnya sumber keislaman hanya menjadi pelengkap penderita yang bertahan demi sebuah identitas dan jargon keislaman semata.

Kenyataan di atas, akhirnya mewujudkan lembaga PPM Al-Kinanah yang harapannya menjadi penyulam robekan kerancuan realitas fahaman tadi, yang selanjutnya ditabuhkan sebuah yayasan Al-Kinanah Jambi. Harapan besarnya agar yayasan ini, dengan lembaga PPM Al-Kinanah di bawahnya, ke depan dapat menjadi lumbung regenerasi ulama dan intelektual Jambi secara khusus, yang memiliki pemahaman keislaman yng selari dengan harapan umat.

Segudang mimpi yang mengawali niat perancangan pembangunan Pondok ini berasimilasi dengan mimpi namanya, Al-Kinanah sebagai bumi para nabi (ard anbiya), dan sebagai tempat tabung anak panah yang menjadi senapas dengan tujuan filosofis pendidikan pesantren ini. Sebutan bumi Mesir sebagai Kinanatullah fil ard, menjadi semangat dan sugesti tujuan besar, bahwa PPM ini akan menjadi bumi dimana Islam akan menjadi ruh dalam segala aktifitas pendidikan, Sehingga antara akal dan ruh senyawa dalam membentuk kepribadian. Dan inilah blue print yang menjadi dasar dalam memformat insan kamil, sebagai outcome dari kerja institusi yang sekaligus juga pelaksana proses pendidikan.

Pendidikan Islam yang diharapkan memberi outcome insan kamil tersebut, secara mendasar hanya tinggal mengolah potensi manusia yang sebenarnya sudah dicetak sebagai ahsan taqwim (sebaik-baik ciptaan). Dari itu, dalam proses menkonstruksikan manusia, tujuan yang ingin dihasilkan dalam terma insan kamil itu adalah agar pendidikan menata hubungan antara  manusia dengan Tuhannya (alaqah ubudiyah), hubungan manusia dengan alam semesta (alaqah tashir), hubungan manusia dengan sesamanya (alaqah insaniyah), hubungan manusia dengan kehidupan (alaqah ibtila) dan hubungan manusia dengan alam setelah kehidupan (alaqah masuliyah wa ajaza,).

Semua itu, merupakan program kerja besar Al-Kinanah dalam usaha kontributif yang dirancang bangun dalam andil peran rekonstruksi membangun kembali peradaban Islam yang nyaris tergerus oleh arus peradaban jahiliyah.

Perjalanan tiga tahun jika ditilik dari gambaran besar mimpi Al-Kinanah, tentu barulah selangkah dari ribuan mil perjalan hingga sampai pada dermaga tujuan. Tentu tidak sedikit hambatan serta hasutan yang kerap menjadi kerikil penghalang untuk melajunya kereta Al-Kinanah sehingga sampai di pulau harapan. Namun, semua hanyalah sebuah proses dalam menjalani sunnatullah, seperti kata Khkaifah Ali bin Abi Thalib, bahwa semakin kasat mata sebuah kebenaran, maka akan semakin jelas siapa musuhnya.

1 Muhammad 1439/ 21 September 2017 pada hari Kamis, Al-Kinanah dipancang di bumi melayu Jambi. Di atas tanah waqaf yang diberikan oleh putra Jambi, mantan Menteri Kehutanan dan menteri Pariwisata, Marzuki Usman melalui Dr Husein Abd Wahab, dan selanjutnya diserahkan secara hukum melalui notaris Triyami Rustarum kepada yayasan alKinanah dengan pendirinya Dr Husein Abd Wahab, Dr Hermanto Harun, Ahmd Farid, Lc, Ust Misbahul Wathan, Lc, dan Fauzi Hasyim, MPd.

Hari ini milad ke-3 Al-Kinanah. Mohon doa semoga harapan besar Pondok Allah kabulkan. Amin.

Salam Kalam Literasi

Jambi 22 Agust 2020.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

InstagramKLI

BacaanTerkini

Dosen, Gelar, dan Makalah Copas: Komedi Tragis di Kampus Ilmu
Dosen, Gelar, dan Makalah Copas: Komedi Tragis di Kampus Ilmu
"Wisudawan, Toga, Like, dan Cinta yang Tertinggal di Ruang Dosen"
"Wisudawan, Toga, Like, dan Cinta yang Tertinggal di Ruang Dosen"
Guratan Tak Terlihat di Balik Nilai
Guratan Tak Terlihat di Balik Nilai
Daha
Proyek Historiografi DAHA

KategoriBacaan

ProgramTerbaik

BacaanLainnya

"Wisudawan, Toga, Like, dan Cinta yang Tertinggal di Ruang Dosen"
Pelatihan Literasi Digital di Desa Pematang Pauh 2024
Menapaki Mimpi di Mesir dan Turki
Pelepasan Calon Mahasiswa 2023
Bahas Kerjasama Studi Luar Negeri
Wisata Danau Sipin
Surat untuk Timnas Indonesia
Kenapa Cappadocia