Filosofi Blewah Melempok, Buntang Kaleng, Belodok Hanyut, Bekhoghot-khoghottan
Filosofi itu milik guru kami, tuan guru Irhami Kasran. Kiyai kampung yang tampak biasa saja. Kesederhanaan adalah fashionnya. Tapi keluasan ilmunya membuat beliau menjadi terkenal dilangit. Andai ia tahu saya menuliskan namanya, pasti di tegurnya. Tapi biarlah.. nanti saya jawab begini, “mohon maaf guru, jari-jari ini bergerak sendiri menuliskan namamu”.
Tidak ada doktrin, tidak ada kelas ekslusif, tidak ada kasta kehidupan yang dibedakan, kebebasan dalam berpikir dan berkarakter Islami adalah ciri mutlak guru Irhami.
Blewa Melempok
Buah belewah yang sudah terlalu matang tidak enak untuk dinikmati, satu dua hari lagi akan membusuk dan dibuang.
Sudah hampir busuk barulah menyadari kekurangan diri. Mendengar ini, luapan semangat kembali seperti semula. Tapi sayangnya tak bertahan lama. Besoknya melempok lagi.
Buntang Kaleng
kaleng yang dibuang artinya kaleng yang tidak lagi terpakai, tapi fisiknya tetap utuh. ada namun seolah tiada. Ia akan kembali bermanfaat jika ditemui oleh orang yang tepat.
Blodok Hanyut
Pada bagian ini terdapat pembahasan yang agak dipanjang-panjangkan. Biar dibilang seperti pengamat.
Blodok atau glodok adalah jenis ikan yang aneh, hidupnya memang dalam air, tapi air yang berlumpur. Sekilas melihat ikan ini akan menimbulkan banyak pertanyaan, ikan atau kodok yang berubah menjadi ikan? Belodok – kodok? Ahh… saya rasa itu hanya mitos.
Atau jangan-jangan ada skandal dalam lumpur yang menyebabkan bercampurnya silsilah kodok dan ikan? Cinta terlarang. Wajahnya dempak, sirip-sirip punggungnya terkembang dan menawan (kecurigaan akan skandal makin menguat), badannya bulat panjang seperti torpedo, sementara sirip ekornya membulat.
Anehnya lagi, ikan ini mampu bertahan hidup lama di darat, melompat jauh, dan berjalan di atas lumpur. Hemm… ikan jenis apa yang tergoda dengan rayuan kodok? Sampai hati dia menghianati silsilah keturunannya.
Ikan ini juga mampu memanjat akar-akar pohon, juga bisa bernafas dengan kulit, dan menggali lobang yang dalam dan bercabang-cabang sebagai sarang. Ah.. atau jangan-jangan cinta segitiga antara ikan, kodok dan biawak. Ikannya yang kecentilan, kodoknya yang kanji, atau biawak yang karismatik? Saya kurang paham.
Dibalik itu semua, ternyata blodok sangat digemari masyarakat Jepang. Kagawa dan Nakata adalah pemain sepak bola yang sangat menggemari kodok. Saya tidak tahu apa kaitannya orang jepang menyukai ikan blodok dengan Kagawa yang suka makan kodok. Selain itu, warga Tiongkok juga menjadikan blodok sebagai obat tradisional, terutama sebagai peningkat tenaga lelaki dan juga untuk kesehatan terutama janin ibu hamil. Sungguh ini merupakan perpaduan antara komposisi protein ikan dan lemak kodok.
Dengan “blodok hanyut”, lantas apa yang hendak guru Irhami sampaikan?
Ternyata poin intinya bukan pada blodoknya, tetapi pada “hanyut”nya. Apa guna semua keanehan, kehebatan, kebingungan akan silsilahnya, dan manfaatnya bagi kesehatan jika ikan blodok telah hanyut? Apa guna ilmu yang kita tuntut selama ini jika kita terhanyut dalam kehidupan yang fana ini? “terjun be ke aek”…
Bekhoghot-khoghottan
Ini harus saya miringkan tulisannya, karena termasuk dalam kategori Bahasa asing. Asing sekali.
Bekhoghot-khoghottan artinya bisa beragam. Tergantung kepada objeknya. Misalnya, objek adalah kain sarung yang sedang dikenakan oleh seorang santri, Bekhoghot-khoghottan atau tidak rapi. gulungan pinggangnya besar tidak karuan, corak kain melintangpokang dan pada bagian bawah tinggi sebelah.
Tentu guru Irhami tidak ingin murid-muridnya menjadi seperti itu. Kalau hanya sebatas kain sarung sih tidak masalah, tapi akan menjadi sumber malapetaka kalau hidupnya juga kacau seperti kain sarung tadi. Bekhoghot-khoghottan.
Fajri Al Mughni
Jambi 11 Mei 2020