Dua Agama Sedang Berbahagia; Idul Fitri bertepatan dengan Kenaikan Isa Al-Masih
Banyak analisa terkait makna Idul Fitri, setidaknya Idul fitri adalah hari raya peletakan batu pertama Islam. Karena Al-Quran turun pada ramadhan (17 ramadhan). Maka atas dasar itu, umat Islam merayakan kehadiran Al-Quran.
Abi Quraish menyebutkan secara harfiah Idul Fitri diambil dari kata ‘Id dan Fitri. ‘Id berarti kembali atau kebiasaan, ‘adat-‘id. Sedangkan makna substansi dari kata ‘id adalah hari di mana banyak orang berkumpul karena hari itu ada nilai-nilai yang disepakati sebagai sesuatu yang sangat penting.
Mengapa penting? Mari disimak lebih cermat. Dari kata fitri lahir kata ifthar, berbuka puasa. Lahir juga kata futhur-makan pagi. Jadi, Idul fitri itu hari berbuka setelah selama satu bulan berpuasa.
Kemudian, makna lain dari Idul Fitri adalah hari makan-makan. Dulu pada masa nabi Isa, sudah ada hari raya yang ditandai dengan makan-makan. Maka atas dasar itu, pada hari raya Idul Fitri semua orang harus makan. Karena semua orang harus ikut makan-makan, maka muncul lah zakat fitrah, agar supaya semua orang bisa makan atau membeli makanan. Kita tidak bisa disebut merayakan hari raya jika masih ada saudara-saudara kita yang tidak mampu membeli makanan.
Makna yang lain lagi dari Idul Fitri adalah asal kejadian. Allah menciptakan langit dan bumi beserta isinya tanpa ada contoh sebelumnya. Oleh karenanya, penciptaan yang dilakukan oleh Allah merupakan penciptaan yang bersih dan suci. Laksana bayi yang baru dilahirkan.
Untuk itu, secara sederhana hendaknya umat Islam yang berhari raya bisa berbagi kebahagiaan dengan saling memberi. Dengan begitu, manusia akan menjadi Indah penampilannya, tuturnya, sikapnya, serta moralnya. Selanjutnya, manusia itu akan otomatis menjadi baik hatinya, lalu berakhir dengan benar keimanannya.
Bagaimana pula dengan peringatan kenaikan Nabi Isa Al-Masih?
Sama dengan umat Islam yang melaksanakan shalat Idul Fitri dan mendengar khutbah, umat Kristiani juga akan berangkat ke Gereja untuk beribadah dan juga mendengarkan khotbah.
Perdebatan memang selalu muncul tentang proses kenaikan nabi Isa As, terutama perdebatan antara tokoh agama Islam dan Kristiani. Tulisan ini bisa jadi juga akan memunculkan debat, namun arah sebenarnya bukan ke sana. Tapi penulis lebih ke pada memaknai dengan hakikat kebersamaan dan keterbukaan untuk saling memberi hormat.
Kita fokus saja kepada Nabi Isa As yang pada awal kemunculannya hadir sebagai seseorang yang berkharisma, penyembuh iman yang datang dari utara Palestina. Tepatnya di Kota Betlehem. Sebuah daerah yang letaknya di antara dua dataran pada ketinggian 750 di atas laut. Kurang lebih jaraknya 10 km ke selatan dari Masjidil Aqsha Al-Quds-Yerusalem.
Semasa hidupnya, Nabi Isa sudah terbiasa menderma, baik harta benda dan juga sembako bagi masyarakatnya. Nabi Isa selalu berbagi makanan kepada masyarakat, Ia tidak mau masyarakatnya kelaparan dan kesusahan mendapatkan makanan. Kebaikan yang dilakukan oleh nabi Isa membuat orang-orang Yahudi Palestina mengelu-elukannya dan percaya bahwa ia adalah sang Mesias. Nabi Isa menjadi pendakwah berkeliling ke berbagai kota dan sampai pula ke desa Galilea dan mengumandangkan kalimat “Kerajaan Allah sudah dekat”. Nabi Isa As mendakwahkan tentang ganjaran-ganjaran baik di surga Allah.
Membaca perjuangan sang Mesias (Al-Masih), bagi umat Kristiani merupakan langkah peningkatan iman. Maka jelas peringatan kenaikan nabi Isa akan menjadi hari raya yang besar.
Tahun ini 2021, perayaan itu semakin berkesan dan berjalan khidmat karena bertepatan dengan perayaan hari raya Idul Fitri. Kejadian ini merupakan sejarah langka bagi kedua agama tersebut. Pernah berdekatan dan beriringan, yaitu pada tahun 1791, 1889, dan 1139 Hijriah. Namun tercatat dalam sejarah momen yang bertepatan yaitu pada tahun 1727 Masehi dan 1139 Hijriah. Setelah pada tahun 2021 ini, kejadian yang sama in sya Allah akan terulang lagi pada tahun 2248 dan 1676 Hijriyah. Lama sekali.
Mari kita hidup rukun dan berdampingan dengan damai, saling memberi, membantu dan menghormati serta hargai perbedaan. Jika umat Islam mengharamkan babi, umat Kristiani wajib menghormati keyakinan itu. Sebaliknya, apabila umat Kristiani makan babi, janganlah di caci maki. Pun begitu pula dengan perbedaan-perbedaan lainnya.
Selamat berlebaran dan berhari raya Idul Fitri, dan selamat hari kenaikan Isa Al-Masih. Untuk perdebatan dalam hal ucapan ini, saya siap membuka ruang. Jika tak mau disebut debat, mari kita bermusyawarah.
Salam. Kalam Literasi
Fajri Al Mughni
Jambi 1 Syawal 1442 H, 13 Mei 2021