Bedah Buku Guru Nadjmi Bersama UAS di Jambi

Bedah Buku Guru Nadjmi Bersama UAS di Jambi

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram
Email
Print
Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram
Email
Print

Bedah Buku Guru Nadjmi Bersama UAS di Jambi

Buku Guru Nadjmi dan UAS
Catatan Ringan Hermanto Harun, Ph.D

Fajri al Mughni, yang berlatar belakang pendidikan keagamaan, menamatkan pendidikan di Pesantren As’ad yang juga lembaga yang dipimpin oleh Guru Najmi, serta alumni universitas AlAzhar Mesir, menjadi lebih serasi dan lengkap, mengingat kajian tentang seorang tokoh, apalagi tokoh ulama dengan lembaga Pesantrennya, akan lebih pas jika di tulis oleh seorang murid yang pernah hidup dalam satu lingkungan. Juga, latar kampus AlAzhar akan semakin mengayakan wacana dan referensi tentang kajian Islam politik, karena kajian seperti ini di Mesir menjadi sangat biasa, baik teori maupun dalam dunia praksinya.

Sebagai pembedah, UAS tidak hanya kaya akan referensi akademik, baik kapasitasnya sebagai seorang akademisi, bahkan menjadi profesor tamu di Universitas Islam di Brunei Darussalam, juga sebagai bagian dari pegiat dan pelaku politik Islam. Hal ini terbukti dengan   sikap politik yang berdampak pada karier akademiknya di UIN Susqa Riau serta terganggunya jadwal ‘manggung’ tawsiyah beliau yang sempat mendapat resistensi dan bahkan dibatalkan di beberapa tempat.

Itu semua, tak bisa dinapikan sebagai efek domino dari materi kajian Islam dan politik yang nyaring di toa saat UAS berorasi di panggung ummat.

Buku Najmi ini juga akan menjadi referensi sejarah keummatan, khususnya bagi umat di provinsi Jambi. Sebatas yang saya tahu, bahwa catatan perjalanan tokoh, baik ulama maupun politisi Jambi sangat jarang terekam dalam arsip sejarah. ini bukan persoalan kekurangan stok personalnya, namun lebih kepada ketiadaan tulisan yang mengurai tentang figur-figur tersebut.

Sebagai contoh, para ulama seberang, yang telah banyak mencetak para dai di hampir sebagian besar wilayah jambi, jarang sekali saya temukan biografi nya dalam rak buku perpustakaan. Saya hanya banyak mendengar cerita para ulama-ulama itu dari para guru yang pernah mengajarkan kami seketika belajar agama di kampung dahulu. Bisa di bayangkan, jika. generasi penuturnya sudah tiada, maka syahsiyah para ulama itu akan hilang sesuai usia zamannya. setidaknya, buku Najmi akan mengisi kebutuhan sejarah yang disaat tertetu di masa depan akan menjadi rujukan penting yang vakiditasnya bisa diuji oleh zaman.

Ala kullihal.. selamat atas bedah buku Najmi, semoga kehausan ummat tentang sosok yang laik diteladani dalam kajian Islam politik, khususnya di tanah Jambi terpenuhi dengan wujudnya buku Najmi. Selain itu, semoga buku Najmi mengispirasi lahirnya sosok guru yang religi dan mengisi panggung politik yang penuh

intrik dan tak kenal kata pasti. Semoga!!

Salam Kalam Literasi

Tulisan ini sebagai ganti hutang tidak hadir pada acara Launching dan bedah buku bersama UAS, Ungkap Ustadz Hermanto Harun.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

InstagramKLI

BacaanTerkini

Dosen, Gelar, dan Makalah Copas: Komedi Tragis di Kampus Ilmu
Dosen, Gelar, dan Makalah Copas: Komedi Tragis di Kampus Ilmu
"Wisudawan, Toga, Like, dan Cinta yang Tertinggal di Ruang Dosen"
"Wisudawan, Toga, Like, dan Cinta yang Tertinggal di Ruang Dosen"
Guratan Tak Terlihat di Balik Nilai
Guratan Tak Terlihat di Balik Nilai
Daha
Proyek Historiografi DAHA

KategoriBacaan

ProgramTerbaik

BacaanLainnya

"Wisudawan, Toga, Like, dan Cinta yang Tertinggal di Ruang Dosen"
Guratan Tak Terlihat di Balik Nilai
Proyek Historiografi DAHA
Pelatihan Literasi Digital di Desa Pematang Pauh 2024
Dari Jambi dan Kendari Menuju Kairo 2024