Bukan Nasehat, Hanya Pengantar
*Fajri Al Mughni
Di media sosial, hati-hati kalau berdebat. Hati dan perasaan jangan terlalu terlibat. Jika terlibat, niat agar kelihatan hebat justru terlihat macam kilat. Muncul, kemudian seketika menghilang.
Di media sosial, kadang orang lupa pernah memposting apa, tapi medianya pandai mengingatkan. Dosa lama baru ter-ingat. Dosa baru pura-pura dilupakan.
Di media sosial, ada pemula, ada pemain lama. Pemain lama mulai bosan, si pemula lebay nya tak ketulungan. Ini juga tidak perlu diperdebatkan, memang begitulah pola alam. Jika mau aman, cepatlah minta kepada Tuhan, dunia segera kiamatkan. Dan tentukan pilihan, mau selamat melewati titian atau tercebur, dicebur, mencebur dalam siksaan.
Di media sosial, orang-orang jualan. Jangan sekali-sekali ditawar jika tidak berkenan. Lihat, abaikan. Jika berkenan, beli dan kirim bukti transferan.
Di media sosial, bermacam-ragam postingan. Lihat saja, tak usah risih. Jika risih, hapus media sosialmu atau beri komentar positif. Pilihan lain, bisa juga berkomentar negatif, namun rancang seolah positif. Jangan tanya bagaimana caranya.
Kini, mungkin juga dulu, media sosial mulai ketat dengan aturan-aturan. Boleh saja protes dengan aturan itu, tapi ingat, anda sekarang sebagai tamu. Maka, jangan berlebihan. Kalau di usir, ya terima saja.
Paragraf-paragraf di atas hanya sebagai pengantar sebelum saya memposting sebuah tulisan “prosa” dari Bung Sugarno Larsen Ibenof (disini). Atau mungkin tak diposting (disini).
Mengapa harus diantar? Karena kita tau selama ini tulisan Bung Sugarno selalu “aneh” dan berbeda. Tapi kali ini, tulisannya yang baru, jauh lebih aneh. Bahkan cenderung akan memancing perdebatan. Saya sudah baca berkali-kali, kopi dalam gelas tinggal seperempat, lagu keroncong sudah berganti banyak judul, tapi saya masih ragu untuk memposting tulisan itu di media sosial (disini).
Maka patut kiranya saya antarkan para pembaca ke tempat yang lebih aman dan nyaman. Jika memang sudah siap, segera kunjungi kalamliterasi.com, temukan artikel yang berjudul “Prosa”.
Salam Kalam Literasi
15 November 2020. (tanggal jatuh tempo pembayaran internet kalam literasi)