AWAS, GELARMU PALSU!
*Hayat Baidillah Zikri.
“Tuntutlah Ilmu dari Ayunan Hingga Liang Lahat”
Ungkapan diatas sering kita dengar, terlepas dari status ungkapan tersebut bersumber dari nabi atau bukan, namun perkataan diatas bisa kita sampaikan sebagai bentuk motivasi agar kita senantiasa belajar sepanjang hidup. Banyak ragam dan tujuan seseorang ketika mempelajari sesuatu atau belajar di suatu tempat.
Ada yang belajar dengan tujuan mendapatkan selembar ijazah, bahkan ada yang tak pernah belajar sama sekali tetapi bisa mendapatkan ijazah dengan angka-angka nilai yang bisa direquest pula. Adapula yang belajar demi mendapatkan seabrek gelar di depan dan belakang namanya. Bahkan tak jarang ada yang belajar di banyak jurusan yang berbeda dalam satu waktu yang sama dan terus melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi guna mengoleksi banyak gelar yang akan dituliskan dengan tinta emas pada namanya. Ada perasaan bangga, hebat dan dianggap intelek lalu memiliki keilmuan yang mumpuni ketika gelar-gelar itu disematkan dengan namanya.
Ada suatu ungkapan yang menyebutkan bahwa jangan menilai isi buku hanya dari covernya saja, artinya cover buku yang baik, bagus dan menggoda untuk dibuka belum tentu isi buku yang kita dapatkan sama baiknya dan menarik seperti bentuk covernya. Maksudnya, ketika kita ingin membeli atau mendapatkan buku yang bagus, paling tidak ketahui beberapa lembar isi bukunya terlebih dahulu, atau lihat tabel daftar isinya atau minimal baca testimoni orang yang telah membaca buku tersebut sehingga kita tidak salah dalam membeli buku.
Akan tetapi celakanya, ketika kita akan membeli buku di toko-toko buku besar, sebut saja Gramedia, Bukupedia, Aksara, Mall dan tempat lainnya, sebagian besar buku yang tersedia masih dibungkus plastik dan tidak tersedia pula “tester” buku untuk dibaca terlebih dahulu. Alhasil satu-satunya cara untuk mengetahui kualitas buku tersebut hanya dengan menerka-nerka dari tampilan covernya saja. alamak!!
Maka mau tidak mau, cover yang terlebih dahulu harus dibenahi dan dipercantik sedemikian rupa oleh penulis sehingga orang mau dan sudi mengambil buku tersebut dan memasukkannya ke tas belanja lalu membayarnya ke kasir yang nantinya dapat ia santap isinya ketika sampai ke rumahnya.
Sama halnya dengan penuntut ilmu hari ini, ijazah dan gelar adalah cover dari keilmuan yang dimiliki orang tersebut, meskipun belum pasti menggambarkan secara utuh isi ilmu si-empunya.
Seorang yang memiliki ijazah dari sekolah atau kampus ternama akan lebih diminati oleh banyak perusahaan untuk bekerja ditempatnya apatahlagi sekolah ternama dari luar negeri tentunya akan mempunyai value yang lebih menarik lagi. Seseorang yang mempunyai gelar yang panjang dan mentereng lebih diminati untuk diundang sebagai pembicara, narasumber atau sekedar bintang tamu pada sebuah acara seminar dan lokakarya. Atau bahkan sekelas pengajian dan pelatihan skala keluarga, RT, RW atau sekolah juga akan mengundang orang yang punya titel yang dianggap mumpuni di bidangnya.
Padahal kalau seandainya tujuan akhir dari ijazah dan gelar itu adalah keberhasilan dan kesuksesan dunia, sungguh banyak sekali kita menemui orang-orang sukses, tokoh ternama, orang yang kaya raya dan berhasil dalam hidupnya yang tidak memiliki gelar sama sekali bahkan ada yang tidak mengenal ijazah dalam kariernya. Berapa banyak pengusaha besar, pemikir hebat, guru terkenal, ilmuan masyhur, penulis luar biasa bahkan pejabat dan sederet tokoh-tokoh publik yang dikenal karyanya, keberhasilannya, kehebatannya dan menjadi inspirasi yang luar biasa bagi banyak orang, yang notabenenya bukan jebolan sekolah ternama, punya gelar alakadarnya dan bahkan hanya mengenyam beberapa saat pendidikan formal di dalam hidupnya.
Lalu apa yang menjadi penyebab kesuksesan mereka? Apakah ijazahnya? Atau gelarnya?? Tentu tidak. Jawabannya adalah ilmu yang ada padanya
Mereka memiliki ilmu walaupun tidak mereka dapatkan dari bangku sekolah, mereka memiliki ilmu walaupun tanpa ijazah dan gelar, mereka belajar dari pengalaman, dari alam, dari orang lain, mereka mengutip ilmu dari jalanan, mereka mendapatkan ilmu dari tempat yang tidak dimengerti oleh guru besar sekalipun.
Dan dengan ilmu itulah yang menghantarkan keberhasilan mereka, ilmu itulah yang memberikan kebahagian pada mereka dan bagi penganut agama yang baik ilmu-ilmu yang bermanfaat jualah yang memberikan keberkahan bagi kehidupan mereka di dunia begitu pula menjadi kebahagiaan bagi mereka diakhirat kelak.
Dengan ilmu, seseorang bisa membedakan yang baik dan buruk, yang benar dan salah serta hitam dan putih dalam hidupnya, lalu dengannya ada keberkahan yang ia rasakan. Dengan ilmu seseorang bisa bermunajat pada Sang Pencipta sebagai bentuk penghambaan baginya. Ilmu pula yang meninggikan derajat seseorang di mata kawan dan lawannya serta mendapat kemuliaan di sisi Rabb nya.
Maka ilmu adalah objek utama dalam belajar.
Lalu apakah salah ijazah dan gelarmu??
Tentu tidak, namun ia adalah cover, dan ilmu yang ada pada kita adalah isinya. Maka hiasilah cover kita dengan hal-hal yang menarik dan cetak dengan kertas terbaik pula, namun ingat isi dari bukumu harus sesuai dengan cover yang engkau citrakan.
Sebuah buku yang terbaik akan tetap dicari dan dibaca orang banyak meski tanpa sampul dan telah lusuh sekalipun.
Salam Kalam Literasi