Ada Corona di Media Sosial

Sebagian orang merasa khawatir, yang kemudian berubah menjadi ketakutan sosial. Mereka menghindari pertemuan dengan orang lain dan merasa tidak nyaman mendengar suara batuk. Di sisi lain, ada yang terlalu ramai dan ikut-ikutan membagikan berbagai berita terkait corona tanpa alasan yang jelas. Sementara itu, ada juga yang tetap optimis dan bersuka cita.

Ada yang mendadak menjadi pebisnis, jualan kunyit, jualan tomat, jualan jahe, jualan bawang, jualan sabun cuci tangan, tisu basah, handsanitezer dan lain-lain. Padahal selama ini kadang sinis melihat orang jualan. Ada lagi yang mendadak menjadi dokter, setiap ucapannya resep obat. Secara sadar kadang saya juga ikutan begitu.. dan banyak lagi respon yang lain.

Terlepas dari itu semua, kita sering lupa bahwa pada dasarnya malam dan siang sama saja, untuk pikiran. Bagi pikiran, yang sunyi itu bukan hanya pada malam hari, namun juga berlaku pada siang.

kita ruwet jawaban dari sebuah pertanyaan, prosesnya tidak mudah dijelaskan. Tiba-tiba satu pikiran muncul sebagai jawaban. Namun sedetik kemudian, pikiran mendapati jawaban tersebut memiliki celah persoalan. Corona datang sebagai persoalan, orang-orang kini sibuk mencari jawaban atas itu untuk memecahkan persoalan. Tapi apakah begitu jawaban ditemukan tidak akan ada persoalan yang lain? Saya rasa tak mungkin. Karena hidup memang begitu.

Untuk itu, dengan kecanggihan teknologi dan informasi saat ini justeru harus dimanfaatkan untuk membentengi diri dari berita-berita hoax. Misalnya; jika mendapatkan kiriman berita dari media sosial, berita tersebut langsung bisa dideteksi kebenarannya melalui kecanggihan teknologi dan informasi, atau dengan segera mengkomunikasikannya dengan para guru di sekolah, atau bisa juga langsung kepada orang tua dirumah. Hal ini bertujuan untuk menyaring informasi yang didapat, agar tidak dengan mudah termakan oleh informasi yang belum jelas sumbernya.

Usulan dan solusi pertama:

Generasi saat ini adalah generasi yang manja. Anak manja nalurinya adalah diperhatikan dengan sebenar-benarnya perhatian, sementara kecanggihan teknologi abad ini datang dengan cara terjun bebas, akibatnya adalah segala informasi yang dibawa olehnya ditelan bulat-bulat oleh generasi yang manja ini.

Maka dari itu, setiap perangkat dalam teknologi haruslah disertai dengan modul yang menjelaskan segala untung-ruginya, manfaat dan mudhoratnya, atau bisa juga dengan sosialisasi intensif, penyuluhan 24 jam, atau bisa juga dengan mengeluarkan kurikulum materi ajar yang baru terkait persoalan tersebut agar para generasi manja merasa diperhatikan.

Misalnya teknologi informasi mesin pencarian yang bernama google. Google menjelma bak seorang Nabi, tempat mengadukan segala persoalan dunia sekaligus akhirat. Jika google dibiarkan tanpa didampingi oleh pemahaman terhadapnya, bisa dipastikan google akan menjadi guru yang menyesatkan. Contoh lain; media sosial. Media sosial memang sudah memiliki aturan mainnya, namun tentu hal tersebut belumlah cukup dalam mengontrol para penggunanya. Seperti facebook yang membuat batasan para penggunanya di atas umur 13 tahun. Namun, pembatasan ini bisa sangat mudah untuk diakali.

Jika urusan narkoba dan sejenisnya mendapat perhatian khusus, maka teknologi dan informasi berbasis internet juga harus mendapat perhatian. Karena narkoba dan sejenisnya bisa didapat melaui mesin pencarian google dan media sosial.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

BacaanTerkini

Pen Besi di Kaki Ibu Siti, dan Besi Tumpul di Kepala Pejabat Negeri
Siti Maswa, Sang Perempuan dengan Pen ...
“Ijazah: Antara Tuhan, Toga, dan Tipu Daya”
“Ijazah: Antara Tuhan, Toga, dan Tipu ...
Socrates Naik Dompeng: Logika Liar di Negeri Izin Fiktif
Di tanah Merangin dan Sarolangun yang ...

KategoriBacaan

ProgramTerbaik

BacaanLainnya

Siti Maswa, Sang Perempuan dengan Pen Besi yang Masih Menancap di Kaki
Dosen, Gelar, dan Makalah Copas: Komedi Tragis di Kampus Ilmu
"Wisudawan, Toga, Like, dan Cinta yang Tertinggal di Ruang Dosen"
Guratan Tak Terlihat di Balik Nilai
Pelatihan Literasi Digital di Desa Pematang Pauh 2024
Dari Jambi dan Kendari Menuju Kairo 2024
Persiapan Menuju Negeri Piramida 2025
Dari Jambi Menuju Kairo 2024