Bakri Husin Generasi Ulama Kumpeh

Bakri Husin Generasi Ulama Kumpeh

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram
Email
Print
Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram
Email
Print

Bakri Husin Generasi Ulama Kumpeh

Bakri Husin; generasi ulama dari kelurahan Tanjung, Kumpeh Ilir.

Bakri Husin adalah anak ke enam dari tujuh bersaudara. Dilahirkan dari seorang Rahim perempuan hebat bernama Hanida (almarhumah). Ayahnya adalah Husin (almarhum).

Mari kita mengenal beliau lebih dekat.

Dia lahir di Desa Tanjung 11 April 1982, Kecamatan Kumpeh Ilir, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi. Secara pribadi saya tidak tau apa yang terkenal di Desa Tanjung, saya coba searching di internet, yang keluar hanya kalimat “jalan rusak”.

Berikutnya, melalui tangan dingin dan senyum manis Bakri, Desa Tanjung akan dikenal sebagai “Kota Ulama”. Meskipun sebenarnya mendengar kata “Kota” rasanya agak canggung. Karena memang Suak Kandis tidak terlihat seperti Kota.

Tepat pada tanggal 11 april 1982, Bakri kecil dilahirkan. Enam tahun berselang, Bakri Husin masuk sekolah di SD 169. Tamat SD, ia melanjutkan sekolah di Madrasah Tsanawiyah Tarbiyatul Islamiyah, Kelurahan Tanjung, tahun 1997. Ayahnya, Husin, merasa keilmuan anaknya belum mantap, terutama ilmu agama, beliau mengirimkan Bakri untuk menimba ilmu agama di Pondok Pesantren Tremas Jawa Timur, mengulang dari Madrasah Tsanawiyah tahun 2000.

Demi untuk mempatenkan pengetahuan agama Islam, Bakri Husin Kembali melanjutkan tingkat Aliyah di Pondok Pesantren yang sama, Tremas, Pacitan, sampai tahun 2003.

Masyarakat di kampungnya, Suak Kandis, berharap Bakri Husin segera pulang dan mengamalkan ilmunya setelah menamatkan sekolah di Tremas. Tapi ternyata, Bakri Husin belum puas.

Tahun 2003, ia terbang ke bumi 1000 menara, buminya para nabi, Mesir. Di Universitas Al-Azhar, ia memperkuat dan memperdalam tentang Islam dengan mengambil dua jurusan, di Fakultas Syariah dan Fakultas Ushuluddin. Hari berganti, bulan berlanjut, tahun-tahun pun berubah, Bakri Husin menyelesaikan kuliahnya dan mendapat gelar kesarjanaan strata satu (S1). Sebelum pulang ke Tanah Kelahiran, ia melengkapi rukun Islam yang kelima, naik haji ke baitullah. Ustadz, H. Bakri Husin, Lc tiba di Suak Kandis.

Orang-orang mengira Ustadz Bakri sudah bosan sekolah, tapi ternyata tidak demikian. Beliau kembali melanjutkan sekolah pada strata dua di Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, dengan mengambil jurusan yang linier, yaitu ushuluddin, spesialisasi keilmuan Studi Qur’an.

Hari ini, adalah hari penting bagi Ustadz Bakri Husin, yudisium dan persiapan wisuda. Beberapa bulan yang lalu, beliau telah menyelesaikan ujian sidang Tesis dengan nilai yang memuaskan.

Banyak ilmunya, bertambah gelarnya, Ustadz, H. Bakri Husin, Lc., MA. Beliau menyandang gelar master agama, bidang Tafsir Al-Quran. Generasi ulama dari Suak Kandis.

Melihat gelarnya, mungkin orang-orang mengira bahwa beliau merupakan ulama yang serius, tapi nyatanya, Ustadz Bakri tetaplah seperti anak kampung kebanyakan, bergurau, nyalo ikan, masang tajur, nobar liga Inggris, Liga Spanyol, Liga Indonesia, dan bahkan bersiap menyaksikan laga final Indonesia vs Tahiland.

Kini, kiprah sang Ustadz semakin tampak. Di kampungnya, beliau dan kawan-kawan seperjuangan mendirikan Pondok Pesantren, yang diberi nama Pondok Pesantren Al-Ittifaq.

Dulu ia menuntut ilmu sebagai santri, kini, ia siap mengabdikan diri untuk mengajar para santri. Barakallahu Ustadz Bakri Husin, generasi ulama. Selamat atas gelarnya, berkah ilmunya, dan jangan lupa, tetaplah menjadi fans Chelsea sejati.

Salam Kalam Literasi

Fajri Al Mughni

Jambi, 28 Desember 2021  

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

InstagramKLI

BacaanTerkini

“Ijazah: Antara Tuhan, Toga, dan Tipu Daya”
“Ijazah: Antara Tuhan, Toga, dan Tipu Daya”
Socrates Naik Dompeng: Logika Liar di Negeri Izin Fiktif
Socrates Naik Dompeng: Logika Liar di Negeri Izin Fiktif
Dosen, Gelar, dan Makalah Copas: Komedi Tragis di Kampus Ilmu
Dosen, Gelar, dan Makalah Copas: Komedi Tragis di Kampus Ilmu
"Wisudawan, Toga, Like, dan Cinta yang Tertinggal di Ruang Dosen"
"Wisudawan, Toga, Like, dan Cinta yang Tertinggal di Ruang Dosen"

KategoriBacaan

ProgramTerbaik

BacaanLainnya

Socrates Naik Dompeng: Logika Liar di Negeri Izin Fiktif
"Wisudawan, Toga, Like, dan Cinta yang Tertinggal di Ruang Dosen"
Pelatihan Literasi Digital di Desa Pematang Pauh 2024
Menapaki Mimpi di Mesir dan Turki
Pelepasan Calon Mahasiswa 2023
Bahas Kerjasama Studi Luar Negeri
Wisata Danau Sipin
Surat untuk Timnas Indonesia
Kenapa Cappadocia