Murtadi Husin (Uwak Uju Muhi)

Murtadi Husin (Uwak Uju Muhi)

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram
Email
Print
Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram
Email
Print

Murtadi Husin (Uwak Uju Muhi)

“Uwak Uju” adalah sapaan akrab untuk anak paling bungsu. Sudah menjadi tabi’at melayu bahwa anak bungsu paling disayang.

Ketika kebiasaan tabi’at ini saya tanyakan ke uwak uju beliau tersenyum kemudian “ngakak” dengan durasi lumayan lama. Setelah itu, raut wajahnya berubah menghiba, sedih dan mendadak kecewa.

Aihh… saya salah apa wak? Dalam satu waktu beragam rasa wak uju tampakkan, dahsyat benar pertanyaan tadi. Saya yang anak bungsu tidak pernah merasa begitu.

Uwak Uju menjawab mantab, “sayo anak bungsu dan paling disayang, tapi tebuang”.

Alamak.. jawaban wak uju sangat sastrais sekali. Kalimat yang memancing rasa penasaran. Inginku bertanya, tapi takut mengyinggung perasaan wak uju. Setelah dua tiga saat terdiam, wak uju melanjutkan kalimatnya, “ayah sayo namonyo Husin, namo asli sayo Murtadhi, Murtadhi bin Husin” lanjut wak uju sambil menghirup kuah empek-empek mang Jangcik Pal Limo.

Kemudian beliau melanjutkan cakap, sayo “Lahir di Desa Singoan, Batanghari Muara Bulian tahun 1964 tanggal 08 bulan 5.

Beranak 4. Anak pertama Nurhidayah S.Pd petugas desa dan aktif pada salah satu partai besar saat ini. Ia merupakan sarjana Manajemen Pendidikan di STAI Muara Bulian. Anak keduo, sayo kasih namo Khairul Alim. Tamat SMK, alhamdulilah menjadi anak baik sesuai dengan namonyo.

Anak ke tigo bernamo Lia Lestari, artinyo seorang anak yang terjaga, merupakan anak yang luar biaso. Sayo meraso semua rizki yang Allah kasih kareno sayo terus menjagonyo.

Anak ke empat sekarang kelas tigo SD. namonyo Sri Mulyani (lahir ketika ibu Sri Mulyani berangkat ke Amerika menjadi direktur pelaksana bank dunia, sebelum menjadi Menteri keuangan). Dengan harapan semoga Sri kelak menjadi perempuan pintar seperti bu Sri Mulyani. Uwak Uju benar-benar hebat. Saya dibuat istirahat ditempat sambil sesekali hormat.

Ohya, biar makin mantab cerita hebat wak uju, saya juga harus kenalkan juga siapa isteri wak uju. Dibelakang lelaki hebat ada seorang wanita tangguh. Ia adalah Halimatus Sakdiah binti H. Sopian Tsauri. Dengan bangga wak uju berucap, “kurang hebat macamano lagi uwak ni? Anak uwak Haji sayo lamar”..!

Dengan jabatan paling mulia, wak Uju menjadi Petugas kebersihan STAI Ma Bulian. Baginya, tidak ada jam bekerja formal, tidak terbiasa bisa mencari muka. Ada atau tidaknya atasan, Wal Uju tak peduli, bekerja adalah nafasnya.

Wak Uju 12 bersaudara, yang hidup sampai hari ini 8 orang. wak Uju adalah anak paling disayang tapi tebuang, hidup sendiri dari 7 tahun terpisah dari keluarga. Sekolah terakhir Madrasah Tsanawiyah, kemudian mendapat ijazah SMA paket C.

Pembaharuan demi pembaharuan wak Uju lakukan. Kini wak Uju telah menjadi mahasiswa di kampus tempatnya bekerja. IAI Nesantara Muara Bulian, Batanghari.

Diakhir cerita, wak Uju mengeluarkan beberapa quote:

“Wc sebagai rumah hantu saja saya bersihkan apalagi mushola, Rumah Tuhan”

“Sepintar-pintar manusia, ia tak lepas dari bantuan manusia lain”

“Kadang kita harus Keluar meski tanpa alasan, minimal kita mendapat cerita”

“Saya miskin, tapi saya tak punya hutang” manusia mana yang lebih kaya dari saya?

Saya sudah cari-cari gambar wak uju, tapi belum ketemu. Nantilah kalau ke kampus saya poto beliau.

Salam Kalam Literasi

Fajri Al Mughni

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

InstagramKLI

BacaanTerkini

“Ijazah: Antara Tuhan, Toga, dan Tipu Daya”
“Ijazah: Antara Tuhan, Toga, dan Tipu Daya”
Socrates Naik Dompeng: Logika Liar di Negeri Izin Fiktif
Socrates Naik Dompeng: Logika Liar di Negeri Izin Fiktif
Dosen, Gelar, dan Makalah Copas: Komedi Tragis di Kampus Ilmu
Dosen, Gelar, dan Makalah Copas: Komedi Tragis di Kampus Ilmu
"Wisudawan, Toga, Like, dan Cinta yang Tertinggal di Ruang Dosen"
"Wisudawan, Toga, Like, dan Cinta yang Tertinggal di Ruang Dosen"

KategoriBacaan

ProgramTerbaik

BacaanLainnya

“Ijazah: Antara Tuhan, Toga, dan Tipu Daya”
Socrates Naik Dompeng: Logika Liar di Negeri Izin Fiktif
Dosen, Gelar, dan Makalah Copas: Komedi Tragis di Kampus Ilmu
"Wisudawan, Toga, Like, dan Cinta yang Tertinggal di Ruang Dosen"
Guratan Tak Terlihat di Balik Nilai
Proyek Historiografi DAHA
Pelatihan Literasi Digital di Desa Pematang Pauh 2024
Dari Jambi dan Kendari Menuju Kairo 2024