Jodohku Teman Sekelasku
Biasanya, kisah-kisah begitu hanya terdengar dari cerita-cerita atau sinetron-sinetron, tapi kali ini langsung ku dengar dari objek yang ditulis ini. Namanya Jefriansyah, asli Kumpeh, Desa Londerang. Alumni Fakultas Adab dan Humaniora, jurusan Bahasa dan Sastra Arab UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Jodohnya bernama Miftahul Jannah, dari Desa Pulau Tebakar, Kec. Tabir Barat, Merangin-Bangko. Juga alumni pada tempat yang sama dengan calon lakinya.
Kedua insan ini dengan sengaja telah menelan buah kepayang. Sekarang, mereka sedang mabuk. Mabuk kepayang. Aku yakin, mereka tak sabar menjemput tanggal 26 dan 27 Februari ini. kawin.. kawin..
Jefri mengirimkan undangan pernikahannya, ku jawab terima kasih atas undangannya, insya Allah jika tak ada halang-rintang, datang. Kemudian aku tanya, di mana kau dapat jodohmu itu? Jefri menjawab, teman sekelas. Subhanallah, hebat kau Jef. Jangan-jangan memang sudah “dipenter”nya sejak semester awal.
Terbayang betapa tingginya motivasi Jefri berangkat kuliah. Bisa jadi, satu-satunya alasan dia malas kuliah hanya ketika Miftahul Jannah tak hadir kuliah. Ah, seru dan indah sekali rencana Tuhan. Begitulah kira-kira yang ada dalam hati Miftah dan Jefriansyah.
Sekarang, Muhammad Mutawalli bujang Merangin sedang viral, karena bisa mempersunting gadis Bursa-Turki. Bursa itu sebuah tempat yang selalu turun salju. Ada yang menyebutnya, di Bursa, saljunya abadi. Aku rasa, kisah Jefriansyah dan Miftah tak kalah menarik. Jarak tempuh dari Kumpeh ke Merangin juga jauh. dan, juga ada saljunya. cuma lebih mirip dengan debu. jarak tempuh, sama jauhnya dari Merangin ke Bursa.
Semoga Jefri dan Miftah menjadi keluarga yang sakinah mawaddah wa rohmah. Sesekali bolehlah dibuka makalah-makalah sewaktu kuliah dulu. Hitung-hitung nostalgia.
Salam. Kalam literasi
*Fajri Al Mughni