Ingin Sukses? Jangan Tunggu Tahun Baru

Ingin Sukses? Jangan Tunggu Tahun Baru

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram
Email
Print
Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram
Email
Print

Ingin Sukses? Jangan Tunggu Tahun Baru

Ingin Sukses? Jangan Tunggu Tahun Baru

*Ahmad Fikri Syarif

SUKSES memiliki arti dan target yang berbeda bagi setiap orang. Walau kebanyakan orang menilai – mengukur sukses dari hal-hal yang menyangkut tentang pencapaian karir, jabatan, ekonomi (kekayaan), serta teman-temannya.

Adalah sah-sah saja bila kebanyakan orang mengartikan sukses seperti itu. Namun kemudian, ada juga orang-orang tertentu yang memaknai sukses dalam arti yang lain, bahkan berbeda.

Sukses bagi mereka bukan saja harus bergaji 50 juta perbulan. Melainkan ia lebih tertarik untuk mengabdikan diri di Pondok Pesantren (Sekolah Agama). Sukses bukan juga memperbanyak riwayat jabatan di Curriculum Vitae (CV). Melainkan yang mampu membuat orang-orang disekitarnya bahagia dan senang ketika bersamanya. Sukses bukan juga memiliki aset yang banyak berupa rumah, mobil dan tanah. Tapi, sukses itu, dimana ia bisa rutin ibadah tanpa takut miskin.

Hak masing-masing orang untuk mengartikan dan menarget sukses-nya sesuai dengan pemahaman dan kemauannya masing-masing. Setiap kita akan dibalas – menuai hasil – sesuai dengan apa yang kita niatkan dan kita usahakan. Bila mau memanen keberhasilan, haruslah menanam perjuangan. Bila hanya ingin memanen keluhan dan kekhawatiran, tanamlah kemalasan dan kebodohan.

Awal tahun adalah salah satu moment untuk memerbaharui semangat dalam berusaha. Belajar dan berjuang. Walaupun moment itu seharusnya harus terus dimunculkan dan dirawat setiap saat. Namun tak apalah bila moment awal tahun menjadi sebuah sugesti waktu untuk semangat dalam memerjuangkan cita-cita dibidang apapun.

Bila masih ragu dan galau dengan apa yang harus dilakukan, sebaiknya mulai dari hal-hal kecil dan mendasar seperti bertanya kepada diri sendiri secara jujur. Sebenarnya apa yang menjadi cita-cita kita? Mimpi besar jangka panjang maupun cita-cita kecil dan rencana jangka pendek dan menengah yang ingin diraih?

Dengan itu kita akan bisa memetakan dan merencanakan hal-hal apa yang sebaiknya kita lakukan. Mengatur skala prioritas dan agenda apa yang akan kita kerjakan.

Bila kita seorang pelajar, mengagendakan jadwal belajar dan merencanakan apa-apa yang akan kita lakukan – capai selanjutnya. Ingin kuliah atau kerja? Bila kuliah, dimana? jurusan apa? sambil kerja atau kuliah murni? Mencari peluang Beasiswa atau mandiri?

Bila bekerja, ingin kerja apa? Dimana? Sesuaikan dengan minat, kemampuan dan ijazah kita. Jangan pula memaksakan diluar modal dan kesanggupan.

Bila kita seorang mahasiswa, tentukan target apa yang ingin kita capai. Misalnya, lulus tepat waktu, aktif di organisasi, atau mengembangkan bakat dan minat. Belajar banyak hal dan menambah pengalaman sebanyak-banyaknya dan sebermanfaat-manfaatnya. Lalu melanjutkan studi ke jenjang akademik yang lebih tinggi – sampai meraih gelar Guru Besar (Profesor) misalnya.

Bila sedang merintis usaha, harus optimis, giat dan gigih dan pantang menyerah. Jatuh bangkit lagi. Jatuh bangkit lagi. Bila ditipu jadikan pelajaran. Jangan balik menipu orang. Sampai usaha kita besar dan dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi banyak orang dan orang banyak.

Bila kita punya cita-cita memberangkatkan Haji orang tua atau keluarga, kuatkan tekad dan perjuangkan usaha. Ada banyak cerita orang-orang yang berangkat Haji padahal mereka bukanlah orang berpunya. Tuhan Maha Kuasa memberangkatkan dan memperjalankan Hamba-Nya kemana saja.

Serta apapun cita-cita dan sukses menurutmu, jangan pula tergantung dengan penilaian dan pendapat orang lain. Walaupun itu perlu sebagai bahan masukan. Maksudnya jangan jadi bingung dan susah hati oleh omongan orang yang membuat susah. Karna kita hidup tidak sendiri.

Dalam perjalanan pasti akan mendapat cemoohan orang, perendahan, sepelehan bahkan permusuhan oleh orang yang tidak senang. Jadikan Tuhan sebagai penolong utama dan tujuan dalam hidup. Maka niscaya hidup kita akan selamat, damai dan bahagia. Begitu guru-guru mendidik dan mengajar kita.

Bicara atau menulis memang mudah, tapi mewujudkannya tak semudah membalik telapak tangan atau menghentak kaki ke bumi. Namun, ini penulis niatkan sebagai ikhtiar saling mengingatkan dan saling menguatkan. Wallahu’lam

Salam. Kalam Literasi

Sridadi. 01 Januari 2021

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

InstagramKLI

BacaanTerkini

Dosen, Gelar, dan Makalah Copas: Komedi Tragis di Kampus Ilmu
Dosen, Gelar, dan Makalah Copas: Komedi Tragis di Kampus Ilmu
"Wisudawan, Toga, Like, dan Cinta yang Tertinggal di Ruang Dosen"
"Wisudawan, Toga, Like, dan Cinta yang Tertinggal di Ruang Dosen"
Guratan Tak Terlihat di Balik Nilai
Guratan Tak Terlihat di Balik Nilai
Daha
Proyek Historiografi DAHA

KategoriBacaan

ProgramTerbaik

BacaanLainnya

Dosen, Gelar, dan Makalah Copas: Komedi Tragis di Kampus Ilmu
"Wisudawan, Toga, Like, dan Cinta yang Tertinggal di Ruang Dosen"
Guratan Tak Terlihat di Balik Nilai
Pelatihan Literasi Digital di Desa Pematang Pauh 2024
Dari Jambi dan Kendari Menuju Kairo 2024