Abdullah Sani “Main” Dimana?
*Fajri Al Mughni
Kalau calon gubernurnya, saya sudah sering membaca informasi tentang pergerakannya dalam menggaet simpati masyarakat. Tapi untuk calon wakil gubernur, agaknya mereka sedang mencari-cari pola permainan. Ada yang sudah jelas pola dan alurnya, tapi sepertinya ada juga yang masih terus mencari format.
Kita mulai dari calon wakil nomor urut 1, Ratu Munawaroh
Biasanya, kerjaan seorang Ratu adalah memberi perintah. Apa-apa tinggal sebut, tak perlu capek mengambil sendiri. Dayang-dayang Sang Raja siap menerima perintah. Tapi kali ini, Ratu Munawaroh harus turun menjadi pelayan.
Mendengar keluhan raykat, mencatat dan menginventarisir segala persoalan. Setelah itu, barulah kemudian berjanji akan menyelesaikan semuanya. Jika terpilih.
Ratu mulai rajin bersilaturahim. Ia telah datang kepada ulama, tokoh adat, pengusaha, pejabat, dan mantan-mantan pimpinan yang ada di Jambi.
Media sosialnya juga sangat aktif. Kalah pulak media sosial para gadis remaja. Pastinya berisikan konten yang lebih elegan. Calon wakil gubernur lah pulak.
Sekarang ke Calon wakil nomor urut 2, Syafril Nursal.
Sang Jendral mulai turun maraton ke masyarakat. Memberi bantuan sembako, berjanji akan menjamin kemudahan untuk berobat ke rumah sakit, dan janji-janji lainnya. pokoknya masyarakat akan dijamin kesehatan dan kesejahteraannya.
Sang Jendral juga lebih sering pulang kampung, mempertegas bahwa dirinya benar-benar orang kampung. Bisa makan merawang, bisa makan lauk apa saja, bisa nerbas semak-semak, bisa manen kayu manis, bisa ikut masang tajur di sungai. Intinya, semua aktivitas orang kampung, ia bisa. Kan memang asli kampung. Kira-kira begitu.
Bagaimana pula dengan calon wakil nomor urut 3, Abdullah Sani. Ia “main” kemana?
Dua wakil calon gubernur lainnya, bisa jadi sedang cemas. Abdullah Sani nampak macam santai-santai bae. Ku dengar, ia rajin memenuhi undangan yasinan masyarakat, undangan khitanan, undangan kawinan, bahkan tak jarang pak Dul ikut gotong royong bersama remaja Masjid. Tak pakai sandal pulak.
Kemarin ada media yang memberitakan bahwa Pak Dul bertemu dengan komunitas etnis. Tapi ia tak sendiri, Uwo Haris juga ada. Artinya, hal itu masih bukan pergerakannya sendiri.
Jangan-jangan Pak Dul bergerilya bawah tanah, atau “bermain” di antara langit dan bumi. Ia mengawang di udara, kampanyenya diwakili oleh angin, air hujan dan terik mentari. Kalau memang begitu, wajar saja yang lain merasa cemas. Atau malah sebaliknya, para rival justru tak menganggap Pak Dul.
Tim sukses pasti punya rencana dan strategi. Termasuk timses Pak Dul. Tapi nampaknya, mereka membiarkan Pak Dul memainkan polanya sendiri. Atau mungkin mereka berusaha mengimbangi cara “main” pak Dul. Tapi jujur, saya masih penasaran, Abdullah Sani “mainnya” dimana?
Salam Kalam Literasi
Insya Allah saya akan mencoblos pasangan yang bicaranya logis.