Apa hubungan Santri As’ad dan Rhoma Irama? Tidak ada hubungannya. Hanya saja, Rhoma Irama ada dalam kisah para santri.
Tak perlu panjang lebar lagi membahas siapa Rhoma Irama, Nusantara mengenalnya, bahkan dunia tak perlu bertanya. Kecuali Maturidi dan Raifan Fernandes, mereka tak begitu paham siapa Rhoma Irama, kasihan sekaligus tak sopan!

Sekitar tahun 2004/2005 bang haji konser di Jambi, beberapa Santri As’ad mendadak rapat untuk menyusun strategi, bagaimana caranya bisa nonton konser bang haji? kira-kira begitulah tema inti dari rapat. Rapat berjalan tertutup dan dihadiri oleh beberapa santri senior yang telah mengkhatamkan beberapa kali Album Berkelana, Rupiah, Begadang, Hak Asasi, Gitar Tua, Joget, dan ke Bina Ria.
Dari cara bicaranya, materi rapatnya, dan semangatnya, jelas mereka merupakan pengikut fanatiknya bang haji, bahkan sebelum rapat dimulai, sejarah perjalanan hidup bang haji dipaparkan secara rinci. Anggota rapat termotivasi.
Hasil rapat memutuskan beberapa strategi yang akan dijalani:
Pertama: strategi izin sakit. Ah… sebenarnya strategi ini sempat mendapat penolakan dari anggota rapat, karena dianggap terlalu tidak mendasar. Secara fisik, semuanya kelihatan bugar dan bernafsu, tidak kelihatan seperti orang sakit. Strategi ini pasti akan gagal total.
Kedua: strategi “ada acara keluarga”. Hampir sama, strategi ini juga dianggap tak berkelas, gampangan, dan mudah dimentahkan. Acara tahlilan? Pembina tak mengizinkan, karena acara tersebut cukuplah diwakilkan oleh sanak keluarga dirumah, dan kegiatan belajar di As’ad masih padat. Acara kawinan? Siapa yang kawin? Bingung mau jawab siapa, hasilnya diprediksi masih sama, pasti gagal.
Ketiga: strategi “ada musibah”. Pertanyaannya musibah apa? Salah berkata, akibatnya bisa fatal, karena “kata” adalah do’a. Jangan main-main dengan musibah, anda bisa kualat. Strategi ini kemungkinan menyebabkan mereka mendapatkan siraman rohani panjang lebar. Kembali akan gagal.
Keempat: strategi “membeli peralatan Asrama”. Aduh… strategi ini dianggap mengada-ada, malam hari mau beli apa? Mau beli mie ayam? Izin beli mie ayam depan Asrama saja prosesnya sangat alot, apalagi beli mie ayam ke Jambi Kota? Birokrasinya memakan waktu satu minggu. Mission imposible!
Terakhir, strategi “terjun bebas”. Tak pakai parasut, tak membawa pelampung, minim bekal, dan merupakan strategi bunuh diri. Matinya tidak enak, tak matipun menderita. Namun demi nonton konser Rhoma Irama segala resiko akan dihadapi, bahkan dipecat sebagai santri pun sanggup.
Rapat berjam-jam tak ada hasil. Semua anggota rapat sepakat “main sore”. Intip sana intip sini, toleh kanan toleh kiri, dibantu oleh beberapa santri baru yang diiming-imingi tidak akan digedor subuh nanti. Santri senior berangkat nonton konser Rhoma Irama.
Setibanya dilokasi, Rhoma Irama kelihatan sayup, tak jelas warna baju yang bang haji pakai, bang haji menggunakan gitar buntung atau tidak, tidak nampak keringat bang haji dan yang lebih hebat lagi, bang haji hanya menyanyikan dua lagu, itupun sudah dinyanyikan sebelum para santri nekad ini datang. Kasihan.
Jangan berani berbuat jika tanpa restu, “mahal tak dapat dibeli, murah tak dapat diminta”, “main api hangus, main air basah”. Akibatnya akan sangat mengecewakan, “malang bagai ayam, padi masak makan kehutan”.
Santri As’ad
Seri Buku Silaturahmi Kaum Santri
Fajri Al Mughni