Mahasiswa Setengah Hati
Sudah seharusnya anda yang telah resmi menjadi mahasiswa bersyukur karena mendapatkan kesempatan untuk mengecap kehidupan perkuliahan, karena banyak orang yang rela membayar mahal untuk hal itu. Bahkan ada orang-orang yang memiliki keinginan besar untuk menjadi mahasiswa, namun apalah daya karena keadaan yang tak memungkinkan membuat mereka harus ikhlas menerimanya. Ada pula seseorang yang telah berjuang keras demi bisa diterima dikampus impiannya, agar bisa menjadi salah satu mahasiswa yang ikut menimba ilmu di kampus tersebut.
Dengan begitu banyaknya rintangan yang telah dilewati oleh seseorang untuk menjadi mahasiswa, maka sudah sepantasnya dia harus memanfaatkan kesempatan yang diberikan dengan sebaik-baiknya. Jika perasaan jenuh dan penat sudah mulai menghampiri. Sebaiknya anda mengingat kembali bagaimana kerasnya usaha dan sukarnya rintangan yang telah anda lewati demi sebuah posisi mahasiswa.
Namun, keadaan ini tak lantas membuat semua mahasiswa memiliki pemikiran seperti itu. Terutama untuk seseorang yang mendapatkan posisi mahasiswa dengan cara yang bisa dibilang minim rintangannya. Memang hal ini tidak berlaku untuk semuanya, namun mayoritas dari mereka yang mudah mendapatkan sesuatu maka biasanya mereka akan menganggap sesuatu tersebut sebagai sesuatu yang gampang dan remeh.
Mahasiswa yang memiliki anggapan seperti ini pada umumnya menjalankan kegiatan perkuliahan dengan tidak terlalu bersemangat atau dapat dikatakan hanya dengan setengah hati. Karena dengan menganggap kuliah sebagai sesuatu hal yang gampang, hal ini akan memicu mereka menganggap semua hal yang berkaitan dengan kuliah merupakan sesuatu hal yang remeh dan dapat diselesaikan dengan mudah.
Ada dua tipe mahasiswa setengah hati dalam menjalani kegiatan perkuliahan, tipe pertama adalah mahasiswa kupu-kupu dan tipe kedua adalah mahasiswa penikmat jam kosong. Mahasiswa dengan tipe kupu-kupu (kuliah pulang-kuliah pulang) ini biasanya hanya datang jika dosen yang berkaitan dengan mata kuliah pada hari itu juga datang dan mereka akan pulang apabila dirasa dirinya tidak ada lagi kepentingan untuk tetap berada dikampus. Dan mereka yang datang kekampus abila ada dosen bukan berarti mereka tipikal mahasiswa yang haus akan ilmu pengetahuan. Mungkin sebagian kecil ada yang berfikiran seperti itu, namun sebagian besarnya berfikir ini hanya sekedar memenuhi absensi dan untuk membuat orangtua mereka percaya bahwa mereka berkuliah sebagaimana seharusnya.
Sedangkan mahasiswa tipe penikmat jam kosong sedikit berbeda dengan mahasiwa tipe kupu-kupu (kuliah pulang-kuliah pulang). Jika tipe kupu-kupu setidaknya sedikit bersyukur apabila dosen yang mengampu mata kuliah selalu hadir dalam setiap mata kuliah, berbanding terbalik dengan tipe penikmat jam kosong yang akan langsung merosot semangatnya.
Menurut mereka dengan hadirnya dosen, dapat mengakibatkan berkurangnya waktu berpetualang mereka dalam sehari. Maklum saja karena tipe ini biasanya tipikal orang yang sangat berhasrat dengan hal-hal yang baru. Jadi jika mereka mendengar ada tempat baru dengan view yang bagus untuk dijadikan latar selfi/wefie ataupun ada cafe baru yang menyajikan makanan enak dengan harga yang sesuai kantong mahasiswa serta menyediakan wifi, atau hal-hal lainnya yang sifatnya berkaitan dengan jalan atau nongkrong bersama teman-temannya.
Pada dasarnya segala hal yang dianggap mampu menyegarkan fikiran dan menghilangkan rasa penat adalah sesuatu hal yang dianggap sebagai pemicu agar semangat untuk datang kekampus tetap membara. Sehingga apabila ketika mereka masih berada dirumah, kemudian mereka mendapat kabar bahwa dosen yang seharusnya mengisi perkuliahan ternyata berhalangan untuk hadir. Maka dengan segala rencana yang telah tersusun didalam otaknya disertai oleh semangat yang menggebu-gebu mereka akan berangkat kekampus dengan senyum penuh sukacita. Terkadang memang sesederhana itu bahagianya cara mahasiswa. Terutama untuk mahasiswa penikmat jam kosong ini, apabila ada kabar jam kosong maka kabar ini dianggap sebagai angin surga oleh para mahasiswa dengan tipikal ini. Mahasiswa Setengah Hati
Salam Kalam Literasi
Yulia Eka Safitri (Mahasiswa IAI Nusantara Muara Bulian)