Muhlasin - Masuk Tapi Tak Terasa

Pengaruh Nama Muhlasin di Asrama

MUHLASIN? Kedengarannya seperti nama Mushola, langgar, atau tempat ibadah sejenis. Nama yang sederhana. Nama ini memberikan kesan baik, sopan, dan santun. Tidak ada sedikit pun kesan jahat. Dan benar, Sosok yang saya kenal itu adalah tolok ukur segala kebaikan manusia.

Kawan, jadilah baik seperti Muhlasin.

Sosok Muhlasin yang Dikenal di Asrama

Namanya memang hanya satu kata, tapi pengaruh baiknya tersebar ke seluruh Asrama, bahkan Asrama putri. Terlebih lagi, kawan-kawan santriwati mendadak baik jika mendengar nama Muhlasin. Mereka terkadang salah tingkah, antara ingin tertawa atau cukup tersenyum.

Perbandingan Muhlasin dengan Kudri

Tokoh ini hampir sama dengan Kudri, seorang murid kesayangan semua guru dan pengurus Asrama. Bedanya, penggemarnya tidak sebanyak penggemar Kudri. Baru sebatas namanya saja yang sudah menggema.

Alumni As’ad yang ini sangat berbeda dengan alumni kebanyakan. Sebut saja Husni Mahmud, Fuadi, Mahmili, Ismael, Murtadho, M. Imron, Raden Hafiz, yang juga mewakili santri dengan predikat baik. Mereka hanya baik sewaktu-waktu, baiknya tidak menular, dan suka bermalas-malasan. Dan yang paling kental perbedaannya, Muhlasin tidak “sekanji” mereka-mereka ini. ini dulu ya.. Sekarang sudah sama baiknya dengan Muhlasin.

Waktu itu, sang pendatang baru, sama dengan Kudri. Pendatang baru rasa lama. Tidak sama dengan saya, pendatang baru yang sibuk hilir mudik mencari perhatian. Malang nian nasib badan.

Jika Kudri datang dengan langsung membawa segala kehebohannya, (juara kelas dan segala atribut lainnya). Sedangkan pendatang baru ini adalah tipe agen perubahan yang sepoi, hembusannya perlahan, sentuhannya halus, sudah masuk tapi masih belum terasa.

Para juara bertahan awalnya tidak menyadari ini. Sebaliknya, mereka fokus hanya kepada Kudri saja. Melihat dari gelagatnya, Kudri dan Muhlasin sepertinya sudah kenal sejak lama, persengkokolan mereka kemungkinan besar sudah dibangun sejak sebelum masuk ke As’ad. Ada semacam intrik dan siasat ingin menjatuhkan juara-juara bertahan seperti M. Nurzen cs. Sangat sistematis, masip dan terstruktur.

Muhlasin yang memiliki tipe melankolis sengaja di letakkan dalam formasi bertahan menyerang, dan Kudri langsung tancap gas, sesuai dengan pondasi nafsunya yang menggebu. Sampai-sampai penitia pembagian kelas tidak menyadari ini. Mereka berdua berhasil membagi posisi. Muhlasin berada di kelas IPS B dan bercokol dipuncak klasmen, sedangkan Kudri berada ditengah-tengah juara bertahan di kelas IPS A, dan tentunya juga memuncaki klasmen teratas.  Untuk hal ini saya tidak heran, mereka memang memiliki bakat ini.

Strategi Muhlasin di Tahun Kedua

Tahun pertama belum dirasa. Namun, di tahun kedua, suasana mulai memanas dengan bumbu balado. Akhirnya, di akhir tahun kedua, Muhlasin membuat kejutan; para juara bertahan terhempas ke dasar sungai sambil tertawa menyadari kelalaian mereka.. Bau mulutnya masam, sisiran rambut mendadak sama klimisnya, dan obrolan mereka sama, yaitu sama-sama terpedaya dengan teknik Muhlasin. Para santriwati ikut mengamati, ada yang sudah menduga hal tersebut, ada juga yang kaget, bahkan ada yang hilang kesadaran, dicubit tangannya tidak terasa. Ini akibat Muhlasan efek. Muhlasin juara kelas.

Saya yakin anda tak puas dengan kisah ini, dasar manusia… bisanya hanya tak puas. Jika memang tidak puas, booking tempat, pesankan kopi, tak usah pesan menu yang berat-berat kecuali jadwalnya pas waktu makan siang. Nah disana anda akan saya puaskan dengan berbagai kisah dan cerita tentang As’ad dan alumninya, bahkan guru-gurunya.

Salam Kalam Literasi

Seri kisah dari buku silaturahmi kaum santri

Fajri Al Mughni

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

BacaanTerkini

Pen Besi di Kaki Ibu Siti, dan Besi Tumpul di Kepala Pejabat Negeri
Siti Maswa, Sang Perempuan dengan Pen ...
“Ijazah: Antara Tuhan, Toga, dan Tipu Daya”
“Ijazah: Antara Tuhan, Toga, dan Tipu ...
Socrates Naik Dompeng: Logika Liar di Negeri Izin Fiktif
Di tanah Merangin dan Sarolangun yang ...

KategoriBacaan

ProgramTerbaik

BacaanLainnya

Socrates Naik Dompeng: Logika Liar di Negeri Izin Fiktif
"Wisudawan, Toga, Like, dan Cinta yang Tertinggal di Ruang Dosen"
Pelatihan Literasi Digital di Desa Pematang Pauh 2024
Manusia & Agama di Tahun Politik
Menapaki Mimpi di Mesir dan Turki
Pelepasan Calon Mahasiswa 2023
Bahas Kerjasama Studi Luar Negeri
Wisata Danau Sipin
Surat untuk Timnas Indonesia
Kenapa Cappadocia